Direktur Utama PT Dumas Tanjung Perak Shipyard Yance Gunawan menyatakan, bahwa pembangunan kapal tol laut pesanan pemerintah ke beberapa galangan kapal dihentikan, karena adanya pengetatan anggaran, meskipun Presiden Jokowi sudah menyampaikan infrastrutur harus jalan.
“Karena kapal tidak masuk sebagai infrastruktur sehingga nggak dilanjutkan. Tahun 2017 memang ada pengetatan anggaran, tapi presiden (Presiden Joko Widodo) sudah sampaikan infrastruktur hatus tetap jalan. Sayang sekali, harusnya menjadi awal kebangkitan industri kapal indonesia tapi stop,” kata Yance kepada Ocean Week, melalui WhatsApp-nya, Jumat pagi (8/2).
Dia mengatakan, mestinya kapal itu sebagai infrastruktur, sebagai penghubung. “Contohnya kapal fery kan sebagai penghubung pengganti jembatan,” ucapnya.
Menurut Yance, kalau memang ada kesinambungan pembangunan kapal, maka pasti industri komponen penunjang akan tumbuh dengan sendirinya. Pemerintah, untuk mendukung kelancaran logistik diberbagai pelosok nasional, memesan kapal sebanyak 100-an kapal.
Namun ketika Ocean Week menanyakan bagaimana kondisi mayoritas usaha galangan kapal saat ini, Yance mengemukakan, sekarang kondisi galangan kapal sangat sepi semua, kecuali ada satu dua galangan yang masih eksis, karena masih banyak membangun kapal pesanan TNI dan Polri.
Sebagaimana diketahui, bahwa era pemerintahan Jokowi ingin menjadikan Indonesia sebagai poros Maritim Dunia. Tapi, ternyata obsesi itu belum kesampaian. Sudah empat tahun berjalan ini, program Tol Laut dinilai masih jauh dari harapan, hal itu terbukti dengan kendornya Pemerintah untuk pembangunan kapal baru.
Pemerintah justru mengedepankan infrastruktur di darat seperti pembangunan jalan Tol. seperti kita ketahui pemerintahan menggeber pembangunan Tol diseluruh pulau jawa. “Padahal pada awal-awal Pemerintahan ini cukup getol untuk mewujudkan poros maritim. “Namun nggak tahu kenapa program pengadaan dan pembangunan kapal baru ini berhenti,” ungkapnya..
Yance membenarkan jika kondisi usaha galangan kapal saat ini sangat lesu. “Saya nggak tahu kenapa program Tol Laut berhenti saat mau Pemilu, padahal saat program tahap pertama seluruh galangan di Indonesia penuh,” ujarnya.
Dengan distopnya proyek pembangunan kapal baru ini, ungkap Yance, akan berdampak luas terhadap industri-industri penunjang yang semula sudah mempersiapkan diri untuk menunjang proyek besar tersebut. “kalau nggak ada order bisa saja industri di sektor ini tutup,” katanya lagi.
Yance menambahkan, dengan sepinya pekerjaan galangan, otomatis akan mengurangi tenaga kerja. Padahal galangan kapal telah mampu menciptakan lapangan pekerjaan dan menyerap para pekerja.
Terlepas itu PT Dumas Tanjung Perak Shipyard tetap berupaya tetap eksis dan bertahan, apalagi menyangkut kelangsungan hidup orang banyak, dan berharap rutinitas pekerjaan ada.
“Meski demikian, untuk menyambut hari jadinya, PT Dumas masih merayakannya dengan seluruh karyawannya yang tak lain untuk berbagi kebahagiaan,” kata Yance.
Sedang, rangkaian acara peringatan HUT Dumas sendiri diisi berbagi kegiatan diantaranya, Donor Darah, pemberian santunan tempat ibadah (Masjid Nurul Jannah dan Gereja GPIB Bahtera Hayat), pemberian penghargaan kepada karyawan Kalpataru masa kerja(10, 20, 30 dan 40 tahun), Senam bersama, Lomba-lomba dan ditutup dengan panggung hiburan dengan diwarnai bazar berbagai jajanan yang diselenggarakan di kawasan galangan PT Dumas jalan Nilam Surabaya. (bn/ow/**)