Dalam kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih akibat krisis ekonomi global, perekonomian Sumatera Utara (Sumut) diyakini tetap tumbuh di tahun 2017 ini. Hal itu tak terlepas dari peran swasta (dunia usaha) sebagai lokomotif di dalam pertumbuhan ini.
Hal itu ditegaskan Khairul Mahalli, Wakil Ketua Umum Bidang Intermoda dan Logistik Kadin Sumut, ketika dihubungi Ocean Week Selasa (16/5) malam, terkait dengan pertumbuhan perekonomian propinsi Sumatera Utara.
“Pertumbuhan ekonomi dapat lebih tinggi dari yang diprediksi jika iklim investasi kondusif dan kualitas infrastruktur ditingkatkan. Dan ini perlu kebijakan atau terobosan baru untuk menuju kesitu,” ujarnya.
Dia mencontohkan, bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik, misalnya di tahun 2014 Sumut mencapai 5,25%, Indonesia hanya 5,02%. Tahun 2015, Sumut mencatat 51,1%, sedangkan Indonesia hanya 4,79%, lalu di tahun 2016 pertumbuhan ekonomi Sumut tercatat 5,18% dan Indonesia hanya 5,02%.
Khairul juga menceritakan bagaimana perekonomian global sejak memasuki awal 2017 menunjukkan tanda-tanda perbaikan, dimotori oleh Amerika Serikat dan Jepang, disertai adanya sinyal pemulihan ekonomi di kawasan Eropa, China dan India.
“Perbaikan ini diperkirakan dapat berlanjut sampai akhir tahun 2017 sehingga mencapai kisaran perkiraan 3,2-3,4 persen, lebih baik dari capaian tahun 2016 yang diprediksi hanya 2,9 persen.
Perbaikan ekonomi global tersebut diharapkan dapat menopang ekonomi Indonesia ke depan, baik dari jalur perdagangan maupun jalur keuangan,” tuturnya.
Dengan tumbuhnya ekonomi Sumut, ada peluang yang dapat dipetik, misalnya Downstream Industries Produk Pertanian & Perkebunan, MICE, Industri Perikanan & Kelautan, Kawasan Industri, Wisata Kuliner & Olah Raga, Jasa Konstruksi, Jasa Distribusi & Logistik, serta Pendidikan Industri.
Meski demikian ada pula sejumlah hambatan, antara lain kesiapan Infrastruktur, Pasokan Energi/Gas Terbatas, adanya Birokrasi, belum adanya Kepastian Hukum, Pajak/Retribusi, Produktivitas Pekerja, dan Ketersediaan “World Class Entrepreneur”.
Untuk itu perlu agenda bersama melalui, Membangun ekonomi Sumatera Utara yang berdaya saing, Membangun Mind-Set Baru, Deregulasi, Reformasi Birokrasi, Peningkatan Kualitas SDM, Menumbuhkan Pelaku Usaha Baru, dan Penguasaan IPTEK.
“Jika hal-hal itu dapat dicapai, saya yakin perekonomian Sumut akan maju pesat,” ungkapnya, (***)