Pelabuhan Kuala Tanjung dan pemanduan kapal di Selat Malaka serta Selat Singapura harus terus menerus PT Pelindo I promosikan supaya bisa makin dikenal oleh pengusaha asing serta memberikan keuntungan bagi Indonesia.
“Kalau tidak proaktif mempromosikan bagaimana perusahaan pelayaran dan operator pelabuhan di Singapura bisa mengetahui potensi Kuala Tanjung dan pemandu kapal di dua selat itu,” kata Menhub Budi Karya Sumadi usai kampanye Pelabuhan Kuala Tanjung, Sumatera Utara, di hadapan puluhan pengusaha pelayaran dan pelabuhan asing, kepada pers di Gedung KBRI Singapura.
Menhub mengungkapkan, jika Indonesia merencanakan membangun dan mengembangkan Pelabuhan Kuala Tanjung di Sumatera, maka harus menyediakan sejumlah fasilitas pendukung seperti akses jalan tol, jalur kereta api, hingga permukiman karena itu yang pasti diminta oleh pihak asing.
“Walaupun letak Pelabuhan Kuala Tanjung cukup jauh tapi kalau didukung oleh sejumlah sarana dan prasarana pendukung yang memadai dan sesuai permintaan calon investor, maka pasti akan banyak didatangi,” kata Budi Karya didampingi Dubes RI untuk Singapura Ngurah Swajaya dan Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub A Tonny Budiono.
Menhub tidak mau pihak PT Pelindo I yang ditugaskan mengelola Pelabuhan Kuala Tanjung dan menjadi pemandu kapal di selat itu hanya bersikap menunggu dan pasif karena jika hal itu dilakukan maka tidak mungkin ada investor asing yang mau datang.
“Kalau kita nunggu di Medan saja kapan kita tahu kebutuhan pihak asing. Jadi Pelindo I harus proaktif menghubungi dan memasarkan serta memperbarui fasilitas yang diminta,” katanya.
Pelabuhan Kuala Tanjung diharapkan sudah bisa beroperasi paling lambat Oktober 2017 yang juga bisa menjadi penghubung kapal yang melewati Selat Malaka dan Selat Singapura.
Di depan pengusaha pelayaran dan operator pelabuhan di Singapura, Menhub Budi juga mempromosikan bahwa Indonesia sejak pertengahan April 2017 sudah bisa menjadi pemandu kapaldi Selat Malaka dan Selat Singapura.
Menurutnya, dengan adanya pemanduan di kedua selat itu maka bisa digunakan sebagai sarana untuk mempromosikan pelabuhan Kuala Tanjung. “Para pandu yang melaksanakan tugas di kapal-kapal asing dapat dibekali pengetahuan tentang Kuala Tanjung, sehingga bisa mempromosikan kepada para nakhoda dan perusahaan pelayaran asing agar nantinya dapat menggunakan Kuala Tanjung sebagai pelabuhan sandar,” terang Menhub Budi.
Terkait dengan Kuala Tanjung, Menhub menyampaikan akses ke pelabuhan akan segera dibangun, yaitu jalan tol dan rel kereta api, yang akan menghubungkan dengan wilayah industri di sekitarnya dan akan tersambung sampai ke Medan dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei.
Selain dibangun terminal kontainer dan terminal multiguna, di pelabuhan Kuala Tanjung juga dilengkapi kawasan industri dan perumahan. Total area yang tersedia di Pelabuhan Kuala Tanjung untuk pembangunan pelabuhan dan kawasan industri serta perumahan mencapai 3.000 Ha. (ant/**)