Market size logistic nasional mengalami volatilitas atau peningkatan moodpasar yang diukur dari laju pertumbuhan majemuk tahunan (compound annual growth rate/CAGR). Hal ini merupakan pengaruh dari tingginya permintaan pasar di Indonesia seiring menjamurnya bisnis e-commerce.
Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Nugrahawan Hanafi menilai saat ini konsumen dalam negeri sudah lebih cermat dalam berburu produk- produk impor dan nasional yang berkualitas baik dengan harga relatif rendah.
“Kita ingin terus menggali dan mengelola potensi logistik di Indonesia secara lebih baik sehingga dapat meningkatkan daya saing logistik secara nasional maupun global. Untuk mewujudkannya, kita perlu kerja sama yang solid antara pemerintah dan pihak swasta,” kata Yukki dalam siaran pers yang diterima Ocean Week, di Jakarta, Selasa (16/5) malam.
Yukki membenarkan bahwa Indonesua memiliki pasar logistik terbesar di Asia Tenggara berkat e-commerce, makanya hal itu harus dioptimalisasi.
“Pertumbuhan CAGR pada interval 2013 hingga 2017 sebesar 11,7%. Sementara volatilitas freight forwarding mencapai 11,8%. Kemudian, express & small parcel mencapai 21,7%. Hal ini menjadikan volatilitas Indonesia tertinggi se-Asean,” ujar Yukki.
Menurut Ketua Asean Freight Forwarders Association (AFFA) ini, meski sempat dilanda krisis ekonomi global dan ekspor melemah, namun sektor logistik Indonesia mampu bertahan, bahkan permintaan dari konsumen terus meningkat dan aktivitas industri tetap berjalan di seluruh wilayah Indonesia.
“Dibandingkan dengan pertumbuhan sektor logistik negara lain di ASEAN, Indonesia tergolong beruntung. Pasalnya, volatilitas di beberapa negara tetangga mulai terlihat menurun. Misalnya, Singapura CAGR contract logistics-nya hanya 7,3%. Filipina 11,3%, dan Thailand 9,7% pada interval 2013 sampai 2017. Kondisi ini secara tidak langsung, menggambarkan paradigma pasar jasa logistik mulai beralih ke Indonesia,” ungkap Yukki.
Dengan kondisi itu, jelas menggambarkan bahwa paradigma pasar jasa logistik mulai beralih ke Indonesia yang notebene memiliki jumlah penduduk terbesar di Asean, serta terjadi peningkatan dalam bidang penggunaan teknologi dan pendapatan masyarakat.
Yukki juga menegaskan, bahwa para pengusaha logistik akan bersinergi dengan pemerintah dan mendorong kebijakan untuk memperbaiki sektor logistik baik daerah maupun nasional. Salah satunya adalah meningkatkan layanan infrastruktur logistik, transportasi, sistem informasi dan teknologi, serta penanganan material peralatan dan jasa.
Khusus dalam penggunaan sistem informasi dan teknologi, Yukki mengatakan anggota ALFI sudah menerapkan sistem berbasis teknologi yang disebut e-logistic untuk meningkatkan kinerjanya. (**)