Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti melakukan safari bahari di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan berlayar mengunakan KRI Untung Suropati 372 milik TNI AL. Selama kunjungan empat hari di NTT tersebut, Menteri Susi akan singgah di tiga wilayah yakni Larantuka, Lembata dan berakhir di Kupang . Kunjungan kerja itu dilakukan untuk meninjau situasi dan kondisi perairan laut Sawu dan permasalahan masyarakat nelayan di ketiga wilayah yang disinggahi.
Kunjungan sebelumnya, Susi menemukan banyaknya bantuan pemerintah tidak berjalan seperti yang diharapkan sehingga terkesan mangkrak.
Menurut Susi dalam siaran persnya, Jum’at (10/6) persoalan logistik seperti mesin es, sulitnya transportasi dan persoalan ijin, bukan permasalahan yang mudah bagi daerah.
Teknologi yang tinggi pun bisa menjadi masalah karena masyarakat masih belum melek teknologi.
“Jika kita tidak terjun langsung, bagaimana bisa tahu. Meskipun sudah kita umumkan”, ujar Susi dari anjungan kapal KRI Untung Suropati sebelum berlayar.
Provinsi NTT menjadi perhatian Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) karena Indonesia bagian barat sudah dirasa aman dari pencurian ikan dan perusakan sumber daya laut.
Susi mendengar, pencurian ikan dari Papua dan Kepulauan Aru larinya ke bagian timur, termasuk ke wilayah perairan NTT yang berbatasan dengan Timor Leste.
“Saya juga melihat ada kecenderungan adanya pencurian ikan disini, dan juga adanya penangkapan ikan yang mengarah pada kerusakan. Karena itu, saya ingin melihat langsung dan akan saya identifikasi untuk menentukan langkah selanjutnya” pungkas Susi.
KRI Untung Suropati 372 bertolak dari Pelabuhan Labuan Bajo pada Kamis (9/6) sekira pukul 11.30 wita dan tiba di Larantuka pada Jum’at pagi (10/9).
Selama berlayar Menteri Susi didampingi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) Zulficar Muchtar dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT Benedictus Poliami serta digiring Kapal Pengawas ORCA 04 milik Ditjen PSDKP KKP. (Lili Supaeli/ow)