Konsep Tanjung Priok sebagai pelabuhan Super Hub (transshipment logistic) masih menunggu regulasi dari kementerian perhubungan. Walaupun pihak Pelindo II mentargetkan pada semester pertama tahun 2017 ini diharapkan sudah dimulai.
Direktur Operasi dan Sistem Informasi PT Pelindo II Prasetyadi menyatakan bahwa super hub ini hanyalah sebuah ungkapakan nama saja atau sebuah istilah saja. Maksudnya konsep super hub itu adalah transshipment port. “Jadi Pelindo II menyiapkan kapal besar kapasitas 10 ribu TEUs. Barang-barang yang selama ini diekspor dari pelabuhan-pelabuhan daerah, dialihkan melalui pelabuhan Priok. Proses dokumennya dilakukan di pelabuhan asal. Artinya sampai Priok barang tinggal dipindahkan ke kapal besar kemudian dilanjutkan ke Negara tujuan,” ujar Prasetyadi kepada Ocean Week, di Kantor Pelindo II, Rabu (4/1).
Mantan Dirut Terminal Petikemas Teluk Lamong ini juga menyatakan, bahwa konsep super hub ini pengapalannya tidak lagi transshipment ke Singapura, namun transhipmentnya di Priok. “Untuk tahap awal 2017 ini rutenya Jakarta – Asia Timur (Jepang). Tapi masih menunggu regulasi dari Kemenhub,” ujarnya lagi.
Prasetyadi juga menceritakan bahwa pihaknya sedang bernegosiasi dengan shipping line yang bersedia memasukkan kapal besarnya ke Priok. “Tapi mereka (shipping-red) juga menanyakan berapa banyak volume barang yang disiapkan di Priok, sehingga jika kapal besar masuk ke Priok barangnya sudah siap,” ungkapnya.
Prasetyadi juga mengungkapkan, dengan konsep super hub (transshipment kargo) ini, pelayaran domestic juga menjadi hidup. Karena angkutan barang dari daerah ke Priok akan semakin besar. “Kedepan, bukan hanya rute Jakarta – Asia Timur saja, tapi juga ke Australia, dan Eropa,” katanya.
Dia pun yakin, dengan konsep ini, biaya logistic menjadi lebih murah. “Pelindo II juga sudah menyiapkan dermaga untuk dapat disandari kapal besar (10 ribu TEUs), karena dermaga ini memiliki kedalaman 14 meter, bahkan nanti menjadi 18 meter,” tutur Prasetyadi. (ow)