Pemerintah (Kemenhub) akan mengembangkan dan membangun sekitar delapan pelabuhan di Indonesia untuk memperkuat perekonomian nasional. Kedelapan pelabuhan itu yakni Patimban di Subang Jawa Barat, pelabuhan Belawan di Medan, NPCT2 (Kalibaru) di Jakarta, Kuala Tanjung Sumatera Utara, Teluk Lamong Surabaya, Makassar New Port, dan Bitung sebagai hub port.
Selain itu, program yang direncanakan dan dilaksanakan oleh Kemenhub juga menambah tiga rute baru tol laut. Ketiganya adalah T-7 untuk Tg. Priok –286- Enggano -340- Mentawai -174- Pulau Nias -113- Sinabang -113- Pulau Nias -174- Mentawai -340- Enggano -286- Tg. Priok (total 1826 mil laut), lalu T-8 dengan rute Tg. Perak -82- Bawean -433- Belang Belang -207- Sangatta -318- Pulau Sebatik -318- Sangatta -207- Belang Belang -433- Bawean -82- Tg. Perak (total 2080 mil laut), dan T-9 Tg. Perak -896- Kisar -308- Namrole -299- Gebe -170- Tobelo -170- Gebe -299- Namrole -308- Kisar -896- Tg. Perak (total 3346 mil laut).
“Untuk penambahan ketiga rute ini diharapkan 2017 sudah jalan,” kata Menhub Budi Karya Sumadi. Dengan bertambahnya tiga rute, maka total jaringan tol laut ada 10 rute.
Seperti diketahui bahwa berdasarkan Perpres no. 2 Tahun 2016 tentang RPJMN Tahun 2015-2019, bahwa pada prinsipnya tol laut merpakan penataan rute tetap (liner) terhadap rute yang sudah ada yang keberhasilannya diperlukan langkah-langkah mengefisienkan system transportasi maritime Indonesia, dukungan lintas sektoral, kelembagaan dan regulasi maupun pendanaan.
Konsep Tol Laut bisa diartikan sebagai penyelenggaraan angkutan laut secara tetap dan teratur (Liner) yang menghubungkan pelabuhan-pelabuhan dari Barat hingga ke Timur, dengan menggunakan kapal-kapal berukuran besar sehingga diperoleh manfaat ekonomisnya (harga per satuan barang menjadi lebih rendah).
Sayangnya, keberhasilan program ini masih belum diikuti oleh sejumlah pihak yang tetap memainkan harga barang di beberapa daerah, khususnya di pelosok Indonesia Barat maupun di wilayah Indonesia Timur. (***)