Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi positif terhadap para pelaku usaha yang telah bersedia menandatangani komitmen bersama pada hari Selasa (14 November 2017) untuk mewujudkan transhipment Jakarta Port, bertempat di Borobudur Hotel, sebelum mereka mendiskusikannya.
Mereka yang berkomitmen antara lain Dirut PT Pelindo II Elvyn G Masassya, Fajar Doni (direktur Bea Cukai), Direktur Lalu Lintas Ditjen Perhubungan Laut, Dwi Budi Sutrisno, Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto, Ketua Komite Tetap Kadin Indonesia Bidang Perhubungan, Asmari Herry, Ketua Umu DPP ALFI, President Directore CMA CGM Indonesia Farid Belbouab, dan Ketua DPP APBMI (diwakili Sekjen, Sahat).
Menhub Budi Karya Sumadi, dan Pimpinan Chandra Motik Maritime Center menjadi saksi dalam penandatanganan komitmen mewujudkan transhipment Jakarta tersebut.
“Tanjung Priok Jakarta diharapkan bisa menjadi pelabuhan perpidahan muatan. Untuk mewujudkan hal tersebut, ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk membuat banyak kapal besar ke Tanjung Priok. Tapi namanya suatu transhipment port yang diminati itu baru akan terjadi apabila pelabuhan itu efisien, murah, dan tidak complicated. Dia (pelabuhan) itu tidak ada preman dan sebagainya,” kata Budi Karya di Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (14/11), di sela acara diskusi Mewujudkan Transhipment Jakarta Port yang diselenggarakan oleh Ocean Week.
Mengenai harga yang lebih murah, Budi memastikan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) sedang melakukan pembahasan tersebut. Hal itu terutama untuk harga pengiriman logistik di Tanjung Priok agar lebih murah.
Menhub juga berharap pelabuhan Tanjung Priok bisa dibuka selama tujuh hari. “Sekarang ini informasinya satu minggu itu barang boleh masuk tapi tidak ada yang tanda tangan dokumen, artinya barang itu tidak bisa keluar,” ungkap Budi.
Masalah tersebut hingga saat ini belum selesai sehingga Budi pun mengharapkan pelabuhan tersebut bisa buka setiap hari dalam sepekan. Untuk melakukan hal itu, Menhub memastikan semua pihak seperti Kementerian Perdagangan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Pertanian, Bea Cukai bisa berkoordinasi agar rencana di Tanjung Priok bisa berjalan.
Kalau semua itu bisa dilakukan, Menhub Budi Karya yakin pada akhirnya banyak kapal besar masuk ke Pelabuhan Tanjung Priok. “Saya minta kebersamaan kita untuk melakukan perbaikan-perbaikan itu kalau niatnya sama mudah-mudahan bisa jalan. Sekarang di Tanjung Priok baru dari Compagnie Maritime d”Affretement-Compagnie Generali Maritime (CMA-CGM). Kapal besar seperti Roro belum,” katanya.
Meskipun ada, Budi mengatakan kapal besar ke Pelabuhan Tanjung Priok hanya satu kali dalam sepekan. Budi menginginkan, kapal besar bisa datang setiap hari sehingga memberikan dampak yang lebih baik terutama untuk membuat Kapal Roro bisa sampai ke Pelabuhan Tanjung Priok.
Budi menegaskan Pelabuhan Tanjung Priok ini sudah tidak lagi membahas soal volume dan harga yang mahal. “Tapi bagaiman bisa mendatangkan kapal besar. Dan paling tidak kapasitasnya bisa sampai 15 juta TEUS,” tutur Menhub Budi Karya.
Sementara itu, Direktur Utama Pelabuhan Indonesia II Elvyn G. Masassya mengatakan, siap jika Pelabuhan Tanjung Priok ditambah kapasitasnya dan dinaikkan menjadi 15 juta TEUS.
“Saat ini kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok baru sebesar tujuh juta TEUS namun penambahan bukan berarti tidak mungkin. Kalau Menhub (Budi Karya Sumadi) ingin 15 juta TEUS, jawaban saya itu relevan meski jika ada penambahan hanya bisa sampai 11 juta TEUS,” tegasnya.
Elvyn juga mengungkapkan jika Tanjung priok bisa menjadi pelabuhan transhipment. Untuk bisa mewujudkan, Pelabuhan Tanjung Priok harus memiliki infrastruktur yang memadai terlebih dahulu. “Kami (Pelabuhan Priok) sekarang punya kedalaman 16 meter dan bisa menangani kapal besar,” ujarnya.
Dalam diskusi Mewujudkan Transhipment Jakarta Port, hadir pula para stakeholder disektor kemaritiman, seperti Direktur Utama Pelayara Gurita Lintas Samudera, Sunarto, Dirut PT Arpeni Oentoro Surya, Direktur Kepelabuhanan Ditjen Hubla Chandra, serta para opetor terminal petikemas maupun pelayaran. (***)