Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey menyatakan keinginannya untuk menghidupkan kembali kegiatan ekspor impor dari Bitung-Davao Philipina menggunakan kapal RoRo yang terhenti pasca diresmikan pelayaran perdananya oleh Presiden Jokowi tahun lalu.
“Memang pelayaran kapal Roro ini, sempat terhambat karena kurangnya barang yang dikirim. Namun Konsulat Jendral (Konjen) Republik Indonesia (RI) di Davao City sudah datang untuk membicarakan hal ini. Pihak kita juga sudah sepakat dengan Konjen untuk kembali mempercepat pelayaran kapal ini,” kata Gubernur Olly kepada pers, kemarin.
Menurut Gubernur, Konjen RI juga telah membuat permintaan kepada pengusaha di Davao untuk memasukan komoditi Sulut. Seperti jagung, kopra dan beberapa hasil pertanian dan perkebunan lainnya. Olly mengatakan, semua permintaan dan hasil bumi ini di kirim ke Davao untuk meningkatkan secara pesat barang asal Sulut yang dikirim ke daerah tersebut melalui kapal Roro.
“Jadi dalam waktu dekat ini, saya akan menyurat ke menteri pertanian agar supaya regulasi ekspor dan import ini tidak ada hambatan. Sampai sekarang kan tidak jalan karena regulasi ekspor import ini masih dikunci di pusat. Ini yang akan segera kita berusaha buka, agar supaya kapal Roro ini memang beroperasi secara aktif,” kata Olly Dondokambey.
Seperti diketahui, pelayaran perdana kapal RoRo dimulai pada 30 April 2017 dari Davao ke Bitung. untuk sekali angkut, operator mematok tarif sekitar US$500 untuk satu kontainer. Tarif ini sebetulnya hanya seperempat dari ongkos yang dikeluarkan bila menggunakan rute memutar lewat Jakarta-Singapura-Manila.(***)