PT Pelabuhan Indonesia III menyerahkan 4 unit kapal tunda kepada PT Pelindo Marine Service (PMS), anak perusahaannya untuk mendukung perkuatan operasional kepelabuhanan, pada Jumat (10/11).
Empat unit kapal tunda (KT) itu antara lain KT Jayanegara 401 dengan kapasitas 2×2400 Horse Power (HP) dan Bollard Pull 60 ton, KT Jayanegara 301 dengan kapasitas 2×1500 HP dan Bollard Pull 35 ton. Kemudian KT Jayanegara 308 dengan kapasitas 2x1800HP dan Bollard Pull 40 ton dan KT Jayanegara 309 dengan kapasitas 2×1800 HP dan Bollard Pull 40 ton.
Dirut PT Pelindo III, IGN Askhara Danadiputra mengatakan, penyerahan kapal tunda modern itu untuk mendukung beberapa kapal tunda yang sudah ada sebelumnya, yakni kapal tunda seri Bima.
“Setelah penyerahan akan dilakukan pengenalan spesifikasi, fitur-fitur dan mekanisme maintenance dari pembuat kepada pemegang kapal,” kata Ari Askhara seperti dirilis pada, Jumat (10/11).
Karena, menurut Askhara, 4 kapal Jayanegara dilengkapi dengan teknologi terbaru di kelasnya, yakni menggunakan notasi klas “Unattended Machinery Space” (UMS) yang memudahkan kru kapal untuk memonitor kondisi permesinan kapal, sehingga dapat mengurangi jumlah awak kapal tunda dari yang biasanya 7 orang menjadi 4 orang.
“Kalau kapal tunda konvensional biasanya ada kru mesin yang harus siap sedia di ruang mesin, jumlahnya bisa 3 atau 4 orang, di KT Jayanegara fungsi kru mesin digantikan dengan sistem yang ada di UMS itu,” ujarnya.
Ari berharap, keberadaan kapal tunda baru akan mendorong kinerja Pelindo III lebih maksimal dalam menjalankan bisnis inti sebagai penyedia fasilitas jasa kepelabuhanan.
Tambah Harbour Crane
Sementara itu, PT Pelabuhan Indonesia III juga menambah 8 unit Harbour Mobile Crane (HMC) untuk memberikan layanan kepada pengguna jasa pelabuhan di Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI).
Delapan alat itu didatangkan dari Jerman. 4 unit diantaranya memiliki kapasitas 100 ton dan empat lainnya berkapasitas 125 ton.
Dirut BJTI Port Putut Srimuljanto menyatakan, tiga unit HMC sudah didatangkan, sedangkan tiga unit akan datang pada Desember 2017 dan dua unit lainnya akan datang pada Februari 2018.
“Saat ini dua unit sudah siap dioperasikan di wilayah kerja kami dan satu unit lagi siap dioperasikan di Desember 2017, untuk itu hari ini (Jumat, 10/11) dilakukan pengoperasian HMC untuk mengetahui sistem kerja dan olah gerak alat bongkar muat ini,” ujarnya dalam siaran persnya.
Putut juga menyatakan, selain meningkatkan produktivitas bongkar muat petikemas di Terminal Berlian, penambahan alat tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan fasilitas dan peralatan bongkar muat sendiri sebagai upaya pengembangan secara bertahap untuk meningkatkan pelayanan dan percepatan produksi serta arus barang. (pld3/**)