Sebagai wujud dari komitmen Direktorat Perhubungan Laut untuk mendukung program ketahanan pangan sebagai salah satu program unggulan pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, pada hari Sabtu (26/8) ini, telah diluncurkan kapal KM Camara Nusantara 4, di galangan PT. Bahtera Bahari Shipyard, Batam.
Kapal itu merupakan salah satu dari lima unit kapal ternak yang dibangun pesanan Kemenhub. “Kapal pertama, yakni KM Camara Nusantara 3 (Paket B) telah diluncurkan Jumat kemarin (25/8). Hari hari ini (26/8) diluncurkan kapal KM. Camara Nusantara 4 (Paket C), selanjutnya, kapal KM. Camara Nusantara 6 (Paket E) direncanakan akan diluncurkan besok (27/8),” kata Bay M. Hasani, Plt. Direktur Jenderal Perhubungan Laut pada saat memberi sambutan, dipeluncuran kapal tersebut.
Menurut Bay, kapal ini dibangun, sebagaimana tertuang dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja Peningkatan Keselamatan Lalu Lintas Angkutan Laut Pusat Jakarta Tahun Anggaran 2015.

Adapun pelaksanaan pekerjaan pembangunan 2 (dua) unit kapal pengangkut ternak lainnya dilaksanakan oleh PT. Adiluhung Saranasegara di Bangkalan Madura Jawa Timur yang salah satunya telah diluncurkan pada bulan Juni 2017 lalu.
Dukungan terhadap pembangunan kapal khusus pengangkut ternak ini juga merupakan hasil penelitian dan Kajian Kebijakan Tata Niaga Komoditas Strategis dari Direktorat Penelitian dan Pengembangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yaitu Upaya Perbaikan Pada Kebijakan Tata Niaga Komoditas Strategis Daging Sapi yang salah satu usulannya adalah mendorong pengembangan industri daging sapi di sentra produksi melalui revitalisasi rumah potong hewan dan pasar ternak serta membangun sarana dan prasarana transportasi untuk kelancaran distribusi daging dan ternak sapi.
Plt. Dirjen Laut Bay M Hasani juga menyatakan, kapal khusus pengangkut ternak merupakan kapal yang khusus digunakan untuk angkutan ternak antar pulau. Dalam penerapannya kapal ini memerlukan penanganan yang khusus sehingga cara kerja di atas kapal jauh berbeda dengan kapal pada umumnya.
“Di Indonesia belum banyak kapal yang secara khusus dirancang untuk pengangkutan sapi, secara umum proses pengangkutan sapi menggunakan kapal General Cargo dan tidak dirancang untuk mengangkut sapi. Sehingga banyak sapi yang tidak terawat dengan baik pada saat proses pengiriman,” ujar Bay.
Mantan Kepala OP Tanjung Priok ini mengatakan, proses pemindahan sapi dari truk ke kapal atau sebaliknya selama ini masih menggunakan cara tradisional, yaitu dengan mengaitkan tanduk sapi kemudian diangkat dengan crane yang dapat menambah tingkat stress pada sapi tersebut. Maka dari itu diperlukan kapal yang dapat memenuhi kebutuhan sapi pada saat sapi tersebut diangkut diatas kapal.
Bay menjelaskan, ada beberapa alasan mengapa kapal khusus pengangkut ternak ini harus dirancang dan dibangun serius oleh Pemerintah, antara lain mewujudkan prinsip animal welfare/ kesejahteraan hewan, yaitu hewan harus terbebas dari rasa lapar dan haus, bebas dari rasa tidak nyaman, bebas dari sakit dan luka, bebas berprilaku liar alami serta bebas dari rasa takut dan stress.
Disamping itu, dengan adanya kapal pengangkut ternak tersebut akan menjaga kualitas dan melindungi sapi yang diangkut di atas kapal, tentunya dengan memperhatikan aspek-aspek logistik dan prosedur yang sesuai.
“Dengan adanya kapal pengangkut ternak, tentunya akan mempermudah proses bongkar muat sapi saat berada di pelabuhan serta memperkecil resiko penurunan berat sapi atau bahkan kematian dan distribusi sapi sesuai kebutuhan dapat terpenuhi,” ucapnya.
Bay yang juga menjabat Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut ini menghimbau kepada galangan kapal agar melaksanakan tugas yang diberikan dengan sebaik-baiknya dengan memenuhi kontrak yang telah disepakati, serta tetap menjaga kualitas pembangunan kapal dengan mengedepankan aspek keselamatan baik untuk kapal itu sendiri maupun untuk para pekerja.
“Semoga dalam pelaksanaan diberikan kelancaran dan kemudahan serta tepat waktu,” harap Bay.
Adapun kapal pengangkut ternak yang dibangun di galangan Kapal PT. Bahtera Bahari Shipyard memiliki panjang 69,78 M dengan kecepatan percobaan adalah 12 Knot. Kapal ini memiliki daya Mesin Utama sebesar 2 x 1400 HP dengan kapasitas ternak sebanyak 500 ekor sapi dan kapasitas Barang/kargo sebesar 150 ton serta jumlah awak kapal sebanyak 32 (tiga puluh dua) orang.
Sebelumnya, Bay juga meluncurkan 1 (satu) unit kapal Kontainer 100 TEUs di galangan PT. ORELA SHIPYARD di Gresik pada (23/8) lalu.
“Pembangunan kapal Kontainer 100 TeUS diharapkan dapat menciptakan efisiensi biaya transportasi barang, penyediaan angkutan barang yang tetap dan teratur serta terjadwal, mengurai persoalan distribusi logistik nasional yang pada akhirnya akan tercipta sistem logistik yang handal,” tutup Bay. (hum/**)