Sumatera Barat (Sumbar) bakal memiliki pelabuhan baru di Bungus untuk penyeberangan Padang-Pulau Mentawai.
Menurut Staf Ahli Bidang Hukum dan Reformasi Birokrasi Perhubungan Dr. Umar Aris, saat melakukan kunjungan kerja ke Sumbar, Sabtu (12/9), saat ini pembangunan sedang berlangsung.
Kunjungan kerja Umar Aris kali ini dalam rangka monitoring. Mengingat Kementerian Perhubungan bukan hanya mengutamakan aspek transportasi tapi juga keselamatan, pengamanan dan pelayanan.
Umar juga menyaksikan langsung, jembatan Dermaga I Pelabuhan Bungus sudah tidak berfungsi. Kondisi itu menyulitkan akses keluar masuk kendaraan yang naik ke kapal.
“Tahap pertama pembangunan dialokasikan anggaran Rp7 miliar, hanya untuk jembatan (trestle) dan causeway yaitu perantara trestle ke daratan. Untuk dermaga satu hanya bisa disandari kapal kapasitas 500 GT. Sedangkan dermaga II diperkirakan mampu melayani kapal dengan kapasitas 2.000 GT,” ujar Umar Aris dihubungi Ocean Week, saat dihubungi Senin pagi (14/9).
Mantan Kabiro Hukum Kemenhub tersebut menyatakan perlunya meningkatkan layanan penyeberangan. Sebab bisa menstabilkan harga Sembako bagi masyarakat di Kepulauan Mentawai.
“Pastinya apa yang saya lihat dari kunjungan ini akan menjadi bahan pertimbangan untuk disampaikan kepada Pak Menhub (Budi Karya Sumadi-red),” ungkapnya.
Pada kunjungan kerja, Umar Aris didampingioleh Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Sumbar Deny Kusdyana, Kasi Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan Herwanto, GM ASDP Padang Asril, dan Kadis Perhubungan Kota Padang Dian Fakhri.
Kepala BPTD Sumbar Deny Kusdyana menyatakan pembangunan pelabuhan Bungus ini karena meningkatnya arus penumpang dan barang ke Kepulauan Mentawai. “Naik sekitar 5 persen per tahun. Namun, peningkatan itu belum sejalan dengan pelayanan transportasi penyeberangan,” ujarnya kepada wartawan.
Menurut dia, kapal RoRo rute Padang-Mentawai masih berkapasitas 500 GT. Jadwal sering molor. Karena kondisi cuaca buruk, ombak tinggi. Akibatnya pasokan bahan pokok ke Mentawai juga terganggu. Kondisi itu menjadi faktor menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok di Mentawai sangat tinggi dibanding di Padang. Kondisi itu pula menyebabkan Mentawai mencatat angka inflasi yang tinggi,” jelasnya.
Makanya jika menggunakan kapal besar (2000 GT), kalau ada ombak besar pun bisa jalan terus. Sehingga pasokan Sembako lancar.
Karenanya, Deny berharap pembangunan dermaga II dapat berlanjut pada 2021. “Anggaran pembangunan pada 2020 baru sebanyak 25 persen, maka dibutuhkan anggaran sekitar Rp30 miliar untuk menuntaskan 75 persen lagi,” ucapnya.
Deny menambahkan, pada 2020 ini BPTD juga membenahi dermaga Satu Pelabuhan Bungus. BPTD akan memperbaiki Mobile Bridge (MB). Pintu masuk bagi mobil ke kapal. Untuk perbaikan ini sudah dianggarkan Rp5,9 miliar.
“Saat ini sedang proses lelang. MB yang akan dicabut, diganti. Ketika melakukan perbaikan itu, kita akan pinjam Pelabuhan Perikanan untuk sementara agar pelayanan kapal ke Mentawai tidak terhenti,” kata Deny. (jp/ow/**)