Aktifitas bongkar muat petikemas dan sandar kapal di pelabuhan Tanjung Priok hingga saat ini masih normal. Dari tujuh (7) terminal yang ada (JICT, TPK Koja, MAL, NPCT1, TSJ, PTP, dan OJA, throughput yang ditangani hingga Mei 2017 mencapai 1,779,151 TEUs atau meningkat dibandingkan 2016 periode sama yang tercatat 1.572,791 TEUs.
Dari throughput tersebut, JICT masih tetap tertinggi mencapai 743,645 TEUs, walaupun turun (-20%) dibandingkan setahun lalu pada periode hingga Mei yakni 928,860 TEUs. Sedangkan pertumbuhan (growth) tertinggi terjadi di NPCT1 mencapai 8360%.
NPCT1 yang hingga Mei tahun lalu hanya menangani 3,139 TEUs, melonjak menjadi 265,573 TEUs. Sementara itu TPK Koja tumbuh 8%. Kalau tahun lalu (hingga Mei) mencatatkan 343,993 TEUs, di 2017 periode sama mencapai 370,266 TEUs.
Arus kontainer yang ditangani PTP juga turun (-63%). Jika pada 2016 hingga Mei mampu menangani 17,418 TEUs, namun periode yang sama tahun 2017 hanya mencatatkan 6,371 TEUs.
Terminal petikemas MAL pun mengalami penurunan (-3%), pada tahun 2017 (hingga Mei) tercatat 111,511 TEUs atau turun dibandingkan 2016 periode sama yang mencapai 119,326 TEUs.
OJA tumbuh 267%, hingga Mei 2017 mencatatkan 99,091 TEUs, sedangkan tahun lalu menangani 26,999 TEUs. Untuk arus petikemas di TSJ, tumbuh 45%. Throughput petikemas melalui terminal yang dioperatori Samudera Indonesia ini mencatat ditahun 2017 (hingga mei) telah mencapai 149,661 TEUs atau meningkat dibandingkan periode sama 2016 yang hanya 103,056 TEUs.
Menurunnya kegiatan di JICT tersebut, menurut sejumlah pelayaran, disebabkan seringnya slow down oleh pekerja perseroan, sehingga berakibat shipping line yang selama ini beraktifitas di terminal ini memindahkan kapalnya ke terminal lain di pelabuhan priok.
Seperti sekarang ini, karena isu mogok kerja oleh SP JICT pada 3-10 Agustus nanti, pelayaran sudah mulai banyak yang bergeser ke dermaga lain. (***)