Beberapa pelayaran yang bermain di bursa saham masih tampak positif. Dalam waktu terakhir ini, pergerakan harga saham emiten pelayaran mengalami kenaikan signifikan.
Misalnya dalam satu kuartal terakhir PT Indo Straits Tbk (PTIS) melesat hingga 156,25% ke harga Rp 164 per saham, lalu saham PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL) melejit 100% ke harga Rp 314 dalam tiga bulan terakhir, dan PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) naik 22,79% ke harga Rp 167 per saham.
Selain itu, emiten pelayaran yang harga sahamnya turut merangkak naik yakni PT Soechi Lines Tbk (SOCI) melaju hingga 24,11% ke harga Rp 139 per saham dalam kurun tiga bulan terakhir, kemudian PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM), anak perusahaan PT Pelindo II, tumbuh 15,73% ke harga Rp 206 per saham, dan PT Temas Tbk (TMAS) melonjak 26,04%.
Pada kuartal pertama 2020, pendapatan usaha BULL meningkat menjadi US$ 43,1 juta, naik 1,8 kali lipat dari US$ 23,4 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan, laba bersih BULL naik 4,8 kali lipat dari US$ 4,1 juta menjadi US$ 19,7 juta.
Selain itu ada PT. Jasa Armada Indonesia yang mencatatkan pertumbuhan kinerja positif.
Pendapatan usaha IPCM sebelum pajak mencapai sebesar Rp 184 miliar atau naik sebesar 20% ketimbang periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 154 miliar.
Menurut William, prospek saham emiten pelayaran ini masih berada dalam tren naik. William merekomendasikan saham BULL lantaran pergerakannya paling stabil.
“Bagi investor yang ingin mengoleksi saham emiten pelayaran, bisa mengoleksi untuk jangka pendek,” ujarnya.
WilIiam menyarankan pelaku pasar untuk buy saham BULL dengan target harga Rp 350 per saham dan buy saham SOCI dengan target Rp 162 per saham.
Sementara itu, Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan, emiten pelayaran juga masih menantang angin kencang di tengah pandemi Covid-19.
“Laporan kuartal dua akan jadi cerminan seberapa besar pandemi berdampak ke sektor ini. Prospek Untuk yang sudah mempunyai kontrak jangka panjang harusnya tidak terlalu terdampak,” katanya dikutip dari kontan, baru-baru ini.
Berbeda dengan emiten yang sudah mengempit kontrak jangka panjang, perusahaan pelayaran yang mengangkut barang-barang non energi akan tertekan lebih dalam seiring perlambatan aktivitas perdagangan.
Secara keseluruhan, Zamzami menilai saham sektor ini belum menarik untuk dikoleksi lantaran beberapa sahamnya juga kurang likuid. Ia menjagokan saham BULL karena dari sisi valuasi, rasio harga terhadap nilai buku atau price to book value (PBV) BULL tergolong murah yakni 0,77 kali.
“Selain itu kinerja BULL juga melebihi ekspektasi pada kuartal pertama kemarin,” ungkapnya.
Dalam hitungannya, level resistance terdekat BULL berada di Rp 330-Rp 360. Pada hari ini saham BULL naik 1,29% ke harga Rp 314 per saham.
Jika harga saham PT JAI masih bagus, bagaimana dengan harga saham anak usaha Pelindo II yang lain yakni PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT), apakah akan seperti JAI atau sebaliknya.
Pada tanggal 30 Juli lalu harga saham IKT ditutup 432 naik dibanding sehari sebelumnya yang 426 per saham atau naik 1,41%. (ktn/**)