Rencana pembangunaan Pelabuhan peti kemas Tanjung Sauh dinilai tidak fisible lagi. Karena selain, prosesnya belum jelas kapan, juga potensi antara pemasukan dan pembangunaan tidak seimbang. “Sebenarnya dari pelabuhan Batuampar masih bisa ditingkatkan, tetapi terkendala adanya pipa,” kata Nasrul Amril, staf khusus Deputi III pengusahaan (BP) Batam kepada wartawan, di kantor Kanpel Batam.
Arus barang (petikemas) di Pelabuhan Batuampar memiliki potensi ditingkatkan menjadi 1500- 2000 TEUs dari saat ini yang hanya 500 – 800 TEUs. Namun karena keterbatasan infrastruktur hal itu tak bisa dilakukan. Apalagi adanya aliran pipa yang menghalangi untuk itu.
“Sedangkan untuk Pembangunaan Pelabuhan Tanjung Sauh belum tahu kapan, meski studinya sudah selesai. Sebab letak Tanjungsauh yang cukup menjorok ke dalam. Ditambah arus di lokasi tersebut cukup kuat,” ujar Nasrul.
Untuk optimalisasi Pelabuhan kontainer Batuampar perlu menyiapkan alat otomatis. Selain itu perlu ada insentif yang diberikan kepada pelayaran seperti di Singapura, diberikan biaya potongan 50 persen, namun aktifitas dilakukan di Pelabuhan khusus.
“Jadi yang penting bukan untuk bongkar muat. Kalau mau bersaing harus siapkan infrastruktur juga,” tegas Nasrul.
Anggota DPD RI Kepri Djasarmen Purba mengatakan, pengembangan Pelabuhan Batuampar dapat dilakukan, namun melalui penambahan peralatan. Bahkan dirinya akan menyampaikan langsung kendala yang dihadapi Batam dalam pengembangan Pelabuhan Batuampar ke Presiden. Salah satu adanya aliran pipa dan keterbatasan infrastruktur.
“Kendala kita yang infrastruktur. Batuampar harus dibangun dan dikembangkan. Karena Tanjungsauh dari sisi geografis tidak pas,” ujarnya. (**)