Mulai menggeliatnya proyek di sector minyak dan gas (Migas), memberi harapan tersendiri bagi pelayaran sector offshore. “Sudah ada sinyal bagus untuk sector offshore. Mudah-mudahan awal atau pertengahan tahun 2017 mendatang sudah mulai jalan. Sekarang sedang proses tender,” kata Managing Director PT Pan Maritime Nova Y Mugiyanto kepada Ocean Week, di Jakarta.
Gambaran sinyal membaiknya pelayaran sector offshore tersebut, menurut Nova ditandai dengan mulai berjalannya proyek antara lain BP Tangguh, ENI, dan Husky.
Nova juga mengakui bahwa sejak harga minyak anjlok, pelayaran sector offshore pun terkena dampak. Bahkan, tidak sedikit perusahaan yang terpaksa merumahkan pegawainya.
Kata Nova, beberapa perusahaan yang menyediakan jasa angkutan lepas pantai mengeluhkan tingkat utilisasi kapal yang turun sekitar 30%-40%.
Sejak digulirkan asas cabotage, pelayaran sektor offshore mulai bangkit, dan banyak perusahaan yang mengadakan kapal baru untuk kegiatan migas di dalam negeri. Kebanyakan perusahaan melakukan pengadaan kapal dengan menggunakan dana perbankan melalui skema pinjaman.
Pengusaha melakukan investasi besar-besaran beberapa tahun lalu karena berharap penuh proyek migas seperti Masela, Indonesia Deepwater Development (IDD), Tangguh bisa berjalan. Kenyataannya, kegiatan eksplorasi atau eksploitasi pada tahun ini sangat sepi. “Tapi dengan sinyal itu, kami merasa sector offshore kembali bangkit. Apalagi, Menteri dan Wakil Menteri ESDM sekarang cukup mampu dan ingin proyek-proyek Migas jalan,” ungkap Nova.
Ocean Week mencatat bahwa pemerintah akan memprioritaskan 10 proyek strategis di sektor minyak dan gas bumi. Kesepuluh proyek strategis tersebut terdiri dari Blok East Natuna, Blok Mahakam, proyek laut dalam atau Indonesian Deepwater Development, Lapangan Jangkrik. Selain itu, juga dibahas revisi UU Migas, revisi Peraturan Pemerintah No. 79/2016 tentang Biaya Operasi Yang Dapat Dikembalikan dan Perlakuan Pajak Penghasilan di Bidang Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi.
Proyek lain yang menjadi prioritas adalah pipa gas West Natuna Transportation System (WNTS) ke Pulau Pemping, kilang baru, kilang mini, dan insentif untuk proyek migas di laut dalam. (**)