Sepanjang tahun 2023-2024, kapal Pelni banyak mengalami musibah, paling tidak ada lima kali kejadian kebakaran diatas kapal milik BUMN ini, yakni, KM. Bukit Siguntang pada 16 Juni 2023, KM. Labobar pada 3 November 2023, KM. Bukit Raya pada 25 April 2024, KM. Umsini pada 9 Juni 2024, dan KM. Nggapulu pada 5 Agustus 2024.
Terakhir, kebakaran kapal KM. Nggapulu terjadi pada Senin (5/8), sekitar pukul 17.00 WIT.
Insiden ini diduga dipicu oleh puntung rokok dan berhasil dipadamkan tanpa menimbulkan korban jiwa.
Musibah yang menimpa kapal milik Pelni ini menjadikan Direktur Lala Hubla, capt. Hartanto harus memutar otak untuk mencarikan kapal pengganti pada rute-rute yang dilayari kapal-kapal itu.
“Kami harus berpikir untuk menggantikan rute yang selama ini dilayari, karena kalau tidak, masyarakat bisa teriak-teriak,” katanya, di Aceh, Selasa.
Hartanto juga mengatakan perlunya evaluasi terhadap tata kelola PT Pelni tersebut, termasuk evaluasi kapal-kapal nya.
Sementara itu, Direktur Maritim Research Institute (Marin Nusantara), Makbul Ramadhani, mengatakan insiden yang menimpa kapal Nggapulu itu menambah deretan panjang kebakaran kapal Pelni.
“Ini menunjukkan adanya kelemahan serius dalam prosedur keselamatan dan operasional untuk memastikan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang serta awak kapal saat berlayar,” kata Makbul.
Makbul mendesak supaya Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN segera melakukan audit dan evaluasi terhadap PT. Pelni guna memastikan bahwa semua standar keselamatan dan prosedur operasional dipatuhi dengan ketat.
“Audit ini penting untuk mengidentifikasi penyebab kebakaran dan memperbaiki sistem keselamatan agar insiden serupa tidak terulang kembali, karena dalam kurun waktu satu tahunan, sudah berapa insiden yang terjadi di kapal-kapal Pelni,” ungkapnya.
Makbul berharap langkah-langkah evaluasi dapat segera diambil untuk menjamin keselamatan penumpang dan awak kapal, serta mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap layanan transportasi laut yang disediakan oleh PT. Pelni. (***)