Tol Laut rute Tanjung Priok (dermaga IKT-red) ke dermaga Maspion Gresik (PP) dilayari dua kapal RoRo, yakni Savitri dan Prayesti. Pada tanggal 12 Juli 2017 lalu, kapal Sawitri telah melakukan ujicoba operasi dari IKT ke Gresik.
“Satu kapal lagi (Prayesti-red) kemungkinan pada Agustus nanti beroperasi,” kata Chiefy Adi K, Dirut PT IKT kepada Ocean Week, di Jakarta, Senin (17/7).
Muatan yang diangkut oleh kapal RoRo dari Jakarta-Gresik juga masih belum full. “Sementara masih 1/4 sampai 1/3 dan harus terus menerus dilakukan sosialisasi maupun pemasaran agresif. Sekarang ini juga karena adanya behavior modification dari elaku jalur darat ke laut,” kata Chiefy.
Hal itu pun dibenarkan direktur PT JZK, Kasan Santosa. “Masih awal-awal belumlah penuh,” ujarnya.
Menurut Chiefy, dengan menggunakan RoRo ini bisa menurunkan cost logistik antara 30-40 persen.
Sementara itu, ketika ditayakan kapan operasional kapal kedua untuk rute tol laut Jakarta-Gresik ini kepada direktur operasi PT JZK, Kasan Santosa menyatakan belum mendapat info.
Seperti diketahui bahwa kedua kapal RoRo itu dioperasikan oleh PT JZK (Jagad Zamrud Katulistiwa). “Kita (ujicoba operasi) sudah dilakukan tanggal 12 Juli lalu,” ujarnya melalui WhatsApp kepada Ocean Week, pagi ini.

Kasan juga mengaku tidak mengetahui mengeai besaran tarif angkut pada rute tersebut. “Saya hanya operasional, tarif nggak saya pegang,” ucapnya.
Sedangkan Chiefi mengemukakan, setelah rute Jakarta-Gresik ini mulai berjalan, pihaknya juga akan menjajagi rute Gresik-Makassar-Bitung.
Ide ini kemungkinan muncul, pasca IKT kedatangan Walikota Bitung, beberapa waktu lalu.
“Untuk Indonesia Barat, kita akan jajagi rute Jakarta-Dumai-Belawan,” ungkap Chiefy.
Menanggapi program IKT kedepan, kepada Ocean Week, Chiefy menyatakan bahwa secara paralel, saat ini IKT sedang berkonsentrasi pada konsolidasi internal, membangun kebersamaan dan transformasi budaya perusahaan untuk menopang strategi pemasaran agresif dan attrack, satisty dan retain customer untuk menaikan volume.
“Upaya yang dilakukan adalah menerapkan prinsip-prinsip GCG, menaikkan level of service, perluasan lahan penumpukan, baik horisontal maupun vertikal, penerapan IT, auto gate sistem, penerapan CARTOS dimana operasional link dengan keuangan dan lain-lain,” jelasnya.
Ketua DPW ALFI Jakarta Widiyanto, saat diminta tanggapanya, mengemukakan, yang paling diperlukan oleh pengguna jasa adalah berapa tarifnya. Sebab, jika tarifnya sama dengan lewat darat (jalan raya), pengguna jasa masih akan pikir-pikir untuk menggunakan kapal laut. (***)