Pemerintah berjanji akan memberikan insentif bagi kapal roll-on/roll-off (roro) yang melayani rute Jakarta-Surabaya. Selain memberikan insentif bagi angkutan jalan raya yang beralih ke angkutan laut, pemerintah juga akan melakukan deregulasi aturan dengan pembatasan truk yang akan melewati jalan raya. Namun bentuk insentifnya seperti apa, belum diketahui.
“Kita memberikan preferensi agar angkutan logistik itu menggunakan kapal roro. Caranya banyak, kita berikan insentif kepada kapal dan disinsentif kepada mereka yang menggunakan angkutan jalan raya,” tutur Menhub Budi Karya Sumadi kepada pers saat mantau kesiapan angkutan Natal 2016 dan tahun baru 2017, di Pelabuhan Penyeberangan Merak.
Budi menyatakan, selama ini, dirinya sering mendapatkan keluhan dari Pemda tentang kerusakan jalan raya akibat lalu lalang truk logistik. Oleh sebab itu, dengan mengoptimalkan penggunaan kapal roro untuk angkutan logistik laut, Menhub yakin kepadatan jalan raya akan berkurang.
ujarnya. “Kapal roro itu akan berfungsi lebih terintergrasi dengan kota-kota lain. Selama ini kapal roro praktis hanya difungsikan di selat-selat, seperti Selat Sunda antara Jawa dan Bali, Bali dengan Lombok dan sebagainya,” ucap Budi.
Menhub optimis kapal roro merupakan masa depan logistik antar pulau dari Sumatera hingga Nusa Tenggara. Dengan menggunakan kapal roro maka akan meningkatkan frekuensi pengangkutan oleh truk.
“Kemarin dari PT ASDP buat exercise, antara Surabaya ke Lembar itu sampai 2-3 hari. Kalau truk lewat darat bisa 3 kali sebulan, dengan kapal roro bisa 8 kali sebulan,” ungkap Menhub. (***)