Covid-19 secara resmi dinyatakan sebagai pandemi oleh World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia pada 12 Maret 2020.
Dampak pandemi tersebut kemudian menghantam seluruh kegiatan usaha di dunia, termasuk usaha kepelabuhanan. Berbagai kegiatan operasional pelabuhan tersibuk dan terpenting di dunia dibatasi guna menekan penyebaran Covid-19, sehingga penurunan trafik logistik pun tak bisa dihindarkan.
Pelabuhan di indonesia juga mengalami dampak yang sangat luar biasa dengan pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah yang secara pasti membawa dampak terhadap kegiatan operasional pelabuhan.
PTP Multipurpose (PT. Pelabuhan Tanjung Priok), anak perusahaan PT Pelindo II yang menjadi salah satu operator terminal pelabuhan juga tak luput terkena dampak pandemi COVID -19.
Namun, perseroan dengan segala macam daya, terus berupaya untuk melawan semua problem yang cukup perekonomian nasional itu. Caranya, kata Drajat Sulistyo (Dirut PT PTP) yakni dengan memberdayakan dan memperkuat sumber daya yang dimiliki, baik berupa sumber daya pendukung operasi dan produksi maupun sumber daya manusia.
“Kami (PTP Multipurpose) terus berinovasi dan berinvansi guna bertahan dan survive di tengah pandemi covid 19 sepanjang tahun 2020, karena kami tak ingin PHK,” kata Drajat dalam pertemuan dengan para wartawan di Jakarta Utara, belum lama ini.
Mantan GM Pelindo II Panjang ini optimis, dengan seluruh “value creation” yang dimiliki, PTP Multipurpose optimis dapat melalui tahun 2020 dengan baik.
Justru, PTP Multipurpose melihat secara positif bahwa Covid -19 ini merupakan kesempatan dalam memperbaiki dan berinovasi disemua lini bisnis untuk peningkatan layanan yang lebih maksimal ke semua stakeholder di seluruh cabang yang dimiliki.
Kata Drajat, perbaikan dan inovasi yang dilakukan antara lain, dengan penerapan pola operasi digital atau digital operation dan juga system monitoring berbasis dashboard, yang pada akhirnya menimbulkan dampak efisiensi operasi yang cukup signifikan.
“Inovasi lain yang sedang dijalankan adalah menerapkan pola operasi di semua area wilayah PTP dengan berbasis planning & control, sehingga layanan operasional akan berdampak pada fix price, fix time, dan safety, dapat terealisasi serta reporting ke para cargo owner atau stakeholder dapat disampaikan secara realtime,” ujarnya lagi.
Drajat juga bercerita bagaimana PTP juga fokus melakukan efisiensi biaya perusahaan agar pandemi Covid-19 tidak berdampak pada pengurangan pegawai.
“PTP Multipurpose terus melakukan terobosan-terobosan di tengah pandemi Covid-19, antara lain melakukan unlock capacity untuk terminal eksisting, enhancement existing di cabang-cabang PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) dengan menambah market dan kolaborasi dengan terminal lain, dan expand beyond IPC area dengan melakukan interkoneksi antar terminal,” ungkapnya.
Dengan terobosan tersebut diharapkan customer dapat melakukan penghematan yang saat ini sangat dibutuhkan di tengah pandemi covid-19. Disamping itu, PTP Multipurpose juga terus fokus pada pengembangan sumber daya manusia (SDM), pemutakhiran atau modernisasi peralatan bongkar muat pelabuhan, dan sistemisasi semua proses yang berakhir pada digitalisasi proses.
Optimis 2021
Untuk tahun 2021, Drajat mengungkapkan bahwa Manajemen dan seluruh insan PTP Multipurpose optimis industri logistik khususnya jasa pelayanan terminal multipurpose dapat segera kembali recovery seperti halnya kondisi sebelum pandemi COVID-19, seiring dengan optimisme pemerintah atas pemulihan ekonomi global maupun nasional yang akan dimulai tahun 2021, meskipun berakhirnya masa pandemi Covid-19 masih sulit untuk dipastikan.
“Tahun 2021, Perusahaan menargetkan dapat mencatatkan arus barang yang ditangani di terminal multipurpose mencapai 44,8 juta ton, atau meningkat sebesar 14% dari realisasi di tahun 2020 sebesar 38,4 juta ton,” ucap Drajat yakin.
Untuk mencapai target itu, Perseroan akan menjalankan berbagai strategi, yakni menerapkan sistem fix price, fix time, safety sehingga biaya logistik di semua area operasional PTP akan lebih dapat terukur.
“PTP Multipurpose juga akan menerapkan grading terminal, single tariff, penanganan kegiatan logistik secara end to end sampai dengan pemilik cargo, dan pemasaran yang lebih agresif, kegiatan kegiatan tersebut tentunya akan dilaksanakan dengan menciptakan sinergi dan kolaborasi dengan pelaku usaha lain baik BUMN mapun swasta yang dapat menciptakan kekuatan ekosistem logistik di indonesia semakin kuat,” jelasnya.
Throughput Turun
Seperti diketahui bahwa PTP Multipurpose adalah perseroan yang memberi layanan jasa handling general cargo, curah cair (CPO), dan curah kering (Semen, Batu Bara dan lainnya).
Adapun jasa layanan yang diberikan kepada para pelanggan, diantaranya stevedoring, cargodoring, gudang penumpukan, receiving/delivery, lapangan dan penumpukan, dan pelayanan lainnya seperti pelayanan konsolidasi barang.
Saat ini cakupan wilayah usaha PTP Multipurpose meliputi terminal multipurpose di 10 cabang pelabuhan Indonesia yang berada di bawah pengelolaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang berada di 9 provinsi di Indonesia, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok (Provinsi DKI Jakarta), Pelabuhan Banten (Provinsi Banten), Pelabuhan Panjang (Provinsi Lampung), Pelabuhan Jambi (Provinsi Jambi), Pelabuhan Bengkulu (Provinsi Bengkulu), Pelabuhan Teluk Bayur (Provinsi Sumatera Barat), Pelabuhan Palembang (Provinsi Sumatera Selatan), Pelabuhan Cirebon (Provinsi Jawa Barat), Pelabuhan Pangkal Balam (Provinsi Bangka Belitung), dan Pelabuhan Tanjung Pandan (Provinsi Bangka Belitung).
Drajat pun mengakui jika selama pandemi covid, kinerja operasional perseroan juga turut terdampak.
PTP Multipurpose mencatat penurunan arus barang atau throughput sebesar 38,4 juta ton hingga akhir Desember 2020 atau mencapai 62% dari target yang ditetapkan dalam RKAP Tahun 2020 sebesar 61,9 juta ton.
Jika dibandingkan dengan realisasi arus barang pada periode yang sama di tahun 2019 yang sebesar 43,3 juta ton, maka arus barang pada tahun 2020 menurun sebesar 11%.
“Throughput terendah sepanjang tahun 2020 terjadi di bulan Mei, yaitu turun sebanyak 36% dari bulan sebelumnya menjadi 2,3 juta ton dan turun sebesar 43% dibandingkan tahun 2019 pada bulan yang sama. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, pada bulan Mei 2020 terjadi penurunan pada jenis general cargo sebanyak 17%, bag cargo sebanyak 42%, dan unitized cargo sebanyak 51%. Tapi mulai bulan Juli hingga Desember 2020, throughput PTP Multipurpose mengalami peningkatan dari bulan ke bulan,” kata Drajat.
Banyak Penghargaan
Drajat Sulistyo menceritakan, selama tahun 2020, PTP Multipurpose berhasil meraih berbagai penghargaan, baik penghargaan dalam negeri maupun luar negeri.
Misalnya, penghargaan pada LACP (League of American Communications Professional), San Diego, Amerika Serikat sebagai Platinum Winner, 26th of Top 100 Worldwide Rank, dan The Best In house Report. Lalu, penghargaan 2nd The Best Indonesia Sales Marketing Award kategori Soe’s Company – Sector Port Management & Development. Kemudian meraih 2 penghargaan kategori Anak Usaha BUMN, yaitu Bronze Winner untuk Video Company Profile dan Silver Winner untuk Brand Guideliness.
Meraih penghargaan sebagai “Top Smart Operation In Port and Logistic Services 2020. Lalu penghargaan inovasi bisnis terbaik di ajang Anugerah BUMN ke-9 2020.
Ada penghargaan Top GRC (Governance, RIsk, & Compliance) Awards #Star 3 dalam ajang Top GRC Awards 2020 yang diselenggarakan oleh Majalah Top Business yang bekerjasama dengan KNKG (Komite Nasional Kebijakan Government). Meraih 2 penghargaan sekaligus dalam ajang BUMN Branding and Marketing Award 2020 yang diselenggarakan oleh BUMN Track bekerja sama dengan Arrbey Consulting.
Pertama, penghargaan kategori Anak Usaha BUMN dengan subkategori “The Best CMO Strategic Marketing” yang di berikan kepada Yossianis Marciano selaku Direktur Komersial & Pengembangan Usaha PTP Multipurpose, dan penghargaan “Creative Branding” untuk Perusahaan.
“Beragam peristiwa penting yang terjadi di sepanjang tahun 2020 juga menandai bahwa PTP Multipurpose sebagai perusahaan yang bergerak di bidang layanan jasa terminal multipurpose telah berkembang secara dinamis dan mampu beradaptasi di Era New Normal ini. Sekaligus siap bersaing di kancah nasional maupun internasional,” tutup Drajat Sulistyo. (***)