Kinerja PT. Pelabuhan Tanjung Priok (PTP Multipurpose) pada tahun 2020 pasti berat, karena adanya pandemi covid-19 yang hingga sekarang masih terus menghantui semua kalangan.
Jika dalam dua tahun terkahir, perseroan mampu mengantongi pendapatan di seputaran Rp 2,2 triliunan, lalu apakah tahun ini mampu mencapai sebesar itu. Mengingat, sekarang situasi dan kondisi perekonomian sedang lesu, ekspor impor juga menurun. Begitu pula untuk perdagangan dalam negeri, sedikit melambat karena demand juga turun.
Kalau pada tahun 2018, perseroan mampu mencetak laba bersih Rp 370 miliar, dan tahun 2019 juga lebih besar lagi, apakah tahun 2020 bisa mencetak laba sebesar itu.
Hal itu menjadi tantangan para direksi baru PTP. Mereka (direksi) mesti mampu menciptakan terobosan-terobosan baru kalau ingin target yang akan diraih tercapai.
Ocean Week yang mencoba menanyakan hal itu ke pihak PTP melalui Humas, hingga berita ini ditulis belum memperoleh jawaban.
Untuk diketahui bahwa saat ini PTP mengoperasikan Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Panjang, Bengkulu, Jambi, dan Banten. Lalu Palembang, Pangkal Balam, Tanjung Pandan, Cirebon, dan Teluk Bayur.
Sebenarnya, PTP boleh dibilang menjadi salah satu perusahaan yang cukup dimanja, berbeda dengan usaha sejenis swasta.
Ibaratnya PTP lahir dan langsung mendapat proteksi dari Pelindo II sebagai ‘bapak’ nya. Dia bukan sebagai ‘petarung’ seperti swasta. Banyak yang bilang mereka (PTP) hanya melanjutkan atau mengambil alih tugas yang sebelumnya menjadi tugas Pelindo Cabang.
Bahkan para PBM swasta yang nota bene punya pasar, ibaratnya yang menyuapi perseroan anak usaha Pelindo II tersebut.
Meski begitu, para PBM swasta tadi tak mampu berbuat banyak, apalagi protes.
Kini, PTP bukan saja sebagai operator untuk pelabuhan non petikemas, namun juga memiliki gudang yang berlokasi di Pelabuhan Tanjung Priok dengan luas 26.191 meter persegi dengan Panjang 6.600 meter persegi.
Jadi dengan proteksi dan kemanjaan yang diberikan Pelindo II, apakah PTP yang pada 2018 lalu bisa mencatatkan throughput sebesar 22 juta ton, dan 2019 sebesar 50 juta ton, bagaimana dengan tahun 2020 ini. (***)