Ketua Internasional Maritime Pilots Association (IMPA) Simon Pelletier resmi membuka kongres INAMPA (Indonesia Maritime Pilots Association) pertama, bertempat di Bali, pada Senin (28/8).
Lima belas negara hadir dalam kongres ini. Mereka adalah Singapura, Malaysia, Thailand, Papua new Guinea, Hongkong, Vietnam, Korea, Indonesia, Philipina, Australia, Taiwan, New Zealand, Kanada, dan Jepang.
Sebelum pembukaan, lagu Indonesia Raya dikumandangkan oleh paduan suara para istri pandu wilayah 3 Surabaya dan sekitarnya.
Simon Pelletier menyatakan bahwa IMPA merupakan organisasi pandu Indonesia, dan sejak menjadi anggota IMPA dan memperoleh sertifikat, INAMPA bisa menggelar kegiatan ini.
“Dengan menjadi anggota IMPA, diharapkan pandu Indonesia bisa memberi benefitnya kepada negara, pelayaran dan usaha sektor terkait di Indonesia,” kata Simon pada konferensi pers, usai pembukaan kongres INAMPA, Senin (28/8).
Simon juga mengatakan, bahwa setelah menjadi anggota IMPA, perlakuan sama akan diberikan sama sebagaimana yang diberikan ke negara lain.
“Dengan adanya asosiasi pandu, diharapkan juga dapat membantu pemerintah Indonesia dalam mensukseskan program tol laut dan kemaritiman,” ujar Simon.
Ketika ditanya mengenai pandu Indonesia dibandingkan negara lain, Simon mengatakan, tidak bisa dibandingkan antara negara yang satu dengan yang lain. Sebab, setiap negara memiliki regulasi berbeda.
“Kanada misalnya beda dengan Indonesia, begitu pandu luar masuk Indonesia harus mempunyai sertifikat atau legalitas yang berlaku di negeri ini,” ungkapnya didampingi Pasoroan Herman Harianja, presiden INAMPA.
Pasoroan menambahkan, bahwa kongres ini merupakan pertemuan pandu Asia Pasific. “Dari hasil pertemuan ini kami bisa sharing pelayanan pandu dengan negara lain, yang baik kita adopsi,” tegas Pasoroan didampingi Agus Suryanto, humas INAMPA.
Simon maupun Namun Jong Pal, ketua asosiasi Pandu Korea, sama-sama menyatakan bahwa pandu Indonesia sudah memiliki dasar yang bagus.
“Diharapkan hasil pertemuan ini, semua bisa bermanfaat bagi dunia pandu,” ucapnya.
Simon juga tidak mau menanggapi secara detil mengenai kejadian tabrakan kapal AS di sekitar Singapura. “Karena tak ada pilot (pandu), kita tidak tanggung jawab, tapi IMPA akan sampaikan kepada IMO agar peristiwa serupa tak terjadi lagi,” katanya.
Pasoroan juga mengungkapkan, dari hasil pertemuan ini akan bisa menetapkan dasar pokok yang bisa memperoleh adanya kerjasama, pelatihan, peningkatan kualitas SDM pandu, dan lain-lain,” ujar Pasoroan lagi.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan diskusi diantara para peserta. Rencananya pertemuan ini ditutup pada Rabu (30/8). (***)