Pengusaha truk petikemas di Semarang merugi ratusan juta rupiah per hari akibat jalan rusak parah di sekitar pelabuhan Tanjung Emas Semarang menuju arteri jalan Yos Sudarso. Meski begitu, pelaku usaha truk tidak bisa berbuat apa-apa, dan harus melapor kepada siapa, karena siapa yang sebenarnya bertanggung jawab untuk memperbaiki jalan tersebut.
“Kami sudah mengirim surat ke KSOP Tanjung Emas, tapi tak bisa karena bukan wewenangnya. Sekarang kami sudah kirim surat ke pihak Kementerian PUPR Jawa Tengah, tapi juga belum ada tanggapan,” kata Supriyono, ketua Aptrindo Tanjung Emas Semarang, kepada Ocean Week, Kamis (14/12) di Jakarta Utara.
Akibat rusaknya jalan di luar pelabuhan Tanjung Emas, sekitar 1500 truk petikemas yang setiap hari keluar masuk pelabuhan banyak mengalami kerusakan. “Terutama sasis, per, ban truk karatan, As sering patah atau sparepart sering rusak karena jalan rusak parah. Lalu lintas barang yang ke dan dari pelabuhan menjadi sangat lamban,” ungkapnya.
Supriyono juga mengapresiasi positif dengan dibukanya tol trans jawa, karena bisa mempercepat pengiriman petikemas dari pabrik ke pelabuhan. “Tapi, para sopir truk lebih suka menggunakan jalan non tol, karena tak lagi macet. Sebab mobil-mobil pribadi lebih banyak menggunakan tol,” ucap Priyono.
Dia berharap, supaya pemerintah segera memperbaiki jalan rusak tersebut. Jika berlama-lama perbaikan, dikhawatirkan dapat mengganggu aktivitas barang/petikemas dari dan ke pelabuhan. “Kelancaran lalu lintas barang menjadi terhambat, dampaknya jadwal kapal pun terimbas, kerugian yang diderita usaha truk bisa mencapai ratusan juta rupiah per hari,” katanya. (***)