Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sedikit kesal karena sudah dua bulan kapal Pelni Cemara Nusantara I pengangkut komoditi sapi dari NTT menganggur tidak dioperasikan. Sebab menunggu proses lelang angkutan sapi NTT-Jakarta itu. Namun, selama dibuka lelang, taka da perusahaan pelayaran yang ikut mendaftar, terkecuali PT Pelni.
Karena itu, Kementerian Perhubungan telah menunjuk PT Pelni pada 24 Februari 2017 lalu melanjutkan pengelolaan kapal Cemara Nusantara I untuk mengangkut ternak dari NTT sampai ada penetapan pemenang lelang.
Penunjukan itu, setelah dua kali gagal lelang karena hanya ada peserta tunggal yakni PT Pelni. “Kapal sudah beroperasi kembali. Kalau saya tidak salah, kapal sudah satu kali mengangkut ternak ke Pulau Jawa pekan lalu,” kata Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTT Ricard Djami, di Kupang.
Sementara Kepala PT Pelni Cabang Kupang Adrian mengakui, penunjukan perusahaan BUMN itu sebagai pengelola pada 24 Februari 2017 setelah proses tender gagal mendapatkan pemenang.
Adrian bahkan menyebutkan, menganggurnya kapal tersebut selama dua bulan membuat Menteri Perhubungan sempat geram. Karena itu, Kementerian Perhubungan meminta Pelni untuk mengoperasikan dulu kapal itu sampai ada penetapan pemenang lelang.
Mengenai penunjukan langsung, dia mengatakan, belum ada peraturan presiden tentang penunjukan langsung pengelolaan kapal ternak ini, sehingga tetap harus melalui mekanisme lelang umum.
Sayangya, sejak lelang dibuka Kementerian Perhubungan, tidak ada peminat selain hanya PT Pelni. Tidak ada perusahaan lain yang berminat untuk mengelola kapal tersebut, sehingga lelang dinyatakan batal.
“Dua kali lelang hanya PT Pelni saja yang mendaftar. Aturannya harus lelang ulang lagi, tetapi karena kapal sudah menganggur selama dua bulan, dan dari daerah sudah mengeluh, Pak Dirjen Perhubungan Laut )Tonny Budiono-red) perintahkan untuk jalankan saja kapal ini sampai ada penetapan pemenang lelang,” ungkapnya.
Dia mengatakan kapal sudah satu kali mengangkut ternak sapi pekan lalu. “Jumlah ternak sapi yang diangkut sebanyak 500 ekor atau sesuai dengan kapasitas angkutan kapal,” katanya. (**)