PT Pelindo II meyiapkan investasi sekitar Rp 5 triliun untuk pembangunan pelabuhan internasional Kijing di Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Perseroan mentarget tahun 2017 ini dapat dimulai pembangunan.
Menurut Direktur Teknik dan Manajemen Risiko PT Pelindo II Dani Rusli Utama, seperti dikutip Antara, Pembangunan Pelabuhan Internasional Kijing ini sudah mendesak, karena pelabuhan Dwikora di Kalbar sudah padat. Padahal pelabuhan Dwikora ini sudah dioptimalkan, dengan menambah alat bongkar muat hingga kapasitas meningkat 2-3 kali lipat.
“Semula, kapasitas Pelabuhan Dwikora Pontianak hanya 100 ribu Teus sekarang sudah meningkat menjadi 250 ribu Teus. Namun seiring waktu, lahan yang ada sudah tidak memadai dan kapal yang bisa masuk ke pelabuhan relatif kecil,” ujarnya.
Padahal dari tahun ke tahun kebutuhan kapal bertambah besar. Kapal besar pun tidak bisa masuk ke pelabuhan Pontianak yang hanya memiliki kedalaman 6-7 meter. Sementara untuk Pantai Kijing yang diusulkan akan dibangun pelabuhan memiliki kedalaman 12-15 meter dengan harapan kapal besar dapat masuk.
“Jadi untuk membangun Pelabuhan Internasional ini harus memenuhi tiga prinsip, diantaranya terminal peti kemas, curah cair dan multipurpose. Untuk tahap pertama kita ajukan terminal peti kemas yang berfungsi sebagai multipurpose yang panjangnya sekitar 500 meter sampai satu kilometer. Sedangkan untuk arealnya diperlukan 50-100 hektare,” ujar Dani.
Dani juga menyatakan, realisasi pembangunan Pelabuhan Internasional itu akan didukung melalui Perpres, termasuk masyarakat dan Pemerintah Daerah yang diupayakan dapat selesai pada tahun 2018-2019.
Selain itu, dampak yang diharapkan adalah antisipasi ekonomi di Kalimantan Barat, yang dari tahun ke tahun meningkat. Apalagi diasumsikan pada tahun-tahun mendatang akan ada panen raya CPO dan tambang bauksit yang dapat difasilitasi pengirimannya di Pelabuhan Internasional Kijing nantinya.
Untuk rencana induk, pelabuhan baru tersebut akan diselesaikan akhir tahun. Kemudian dilanjutkan proses paralel dengan studi amdal dan Detail Engineering Design (DED) berdasarkan RIP yang tengah dilaksanakan.
Dia yakin, keberadaan pelabuhan internasional akan mempercepat perekonomian dengan menurunkan biaya logistik. “Selain itu akan memudahkan dalam hal melayani daerah-daerah lainnya di Kalbar. Termasuk dunia internasional meliputi kawasan Laut China Selatan mulai dari Singapura, Natuna, Jakarta dan sebagainya,” demikian Dani. (ant/ow)