Indonesia National Shipowners Association (INSA) memberi nilai positif terhadap inovasi BUMN Pelindo III yang meluncurkan aplikasi Home Terminal, karena dengan adanya sistem itu pelayaran mendapatkan kemudahan dalam memperoleh pelayanan jasa kepelabuhanan, mengingat bisa juga dilakukan hanya dengan menggunakan hand phone (HP).
“Paling tidak, kelancaran kegiatan kapal dapat lebih efisien. Kita berharap kelancaran akses bisa diperoleh dimana saja,” kata Carmelita Hartoto, Ketua Umum DPP INSA kepada Ocean Week, di Jakarta, Kamis (2/1).
Pada saat aplikasi tersebut dilaunching, sudah ada sekitar 7 pelayaran yang bekerjasama dengan Pelindo III. Mereka antara lain, SITC, KMTC, Meratus, dan Samudera Indonesia.
Menjawab pertanyaan apakah pelayaran tidak khawatir, porsinya akan diambil-alih Pelindo III, Carmelita menyatakan, seharusnya mereka (Pelindo III-red) tidak akan memotong bisnis pelayaran.
Sementara itu, Ketua DPC INSA Surabaya Steven Lesawengan mengungkapkan, Home Terminal menjadi sistem aplikasi yang dapat membuat efisien bagi pelayaran dan kerjanya lebih effective.
“Yang paling terpenting ketika Home Teminal running, perangkat software harus selalu On dan ketika terjadi masalah ada cadangan, termasuk pertimbangan kembali ke manual system,” ucap Steven ketika dihubungi Ocean Week, per telpon.
Menurut Steven, system tersebut semua dari Pelindo. “Yang mensetting dan kita hanya akan mengikutinya, kalo tak salah nantinya kita akan download system tersebut, dan lebih OK lagi karena systemnya bisa via HP,” ujarnya.
Memang, ungkap Steven, pada tataran implementasinya tidaklah semudah yang dibayangkan, tetapi paling tidak ini merupakan terobosan inovasi Pelindo III. “Jadi Pelindo III telah menjawab mimpi pelayaran,” katanya berkelakar.
Menanggapi sistem itu, Ketua APBMI Jawa Timur, Kody Lamahayu fredy dengan nada pesimis mengungkapkan, bahwa sistem itu tidak efektif. “Sehingga ngga usah aplikasi pun, Pelindo hanya nunggui kapal-kapal yang antre di PPSA untuk sandar, lalu supplyer-nya di telpon dan harga di turunkan, kerjaan pun pindah ke dia (Pelindo),” tutur Kody.
Dari sisi usaha PBM, aplikasi tersebut justru tidak sesuai dengan PM 152, artinya di PM 152 harus kerja sama dengan PBM setempat, tapi sekarang kerjaan orang diturunkan tarifnya, lalu di kerjakan oleh Pelindo 3 Tanjung Perak, sehingga sekarang makin banyak PBM yang tidak punya kerjaan karna di serobot Pelindo 3 Tanjung Perak,” ungkapnya.
Sebelumnya, PT Pelabuhan Indonesia III (Pelindo) melaunching aplikasi Home Terminal, untuk mempercepat dan mempermudah proses pemesanan layanan jasa kepelabuhan, bertempat di Jakarta, Kamis (1/2).
“Aplikasi pemesanan layanan jasa kepelabuhanan itu dapat dilakukan para pengguna jasa Pelindo III melalui handphone (HP), jadi tidak perlu datang,” kata M. Iqbal, Direktur Operasi PT Pelindo III, kepada Ocean Week, baru-baru ini.
Sementara itu, Dirut PT Pelindo III, IG. N. Askhara Danadiputra mengatakan aplikasi Home Terminal ini sepenuhnya hasil karya anak bangsa dari tim IT (information technology) Pelindo III.
Aplikasi ini, didukung dengan sinergi sejumlah entitas internal dalam grup usaha, seperti PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS), PT Terminal Teluk Lamong (TTL), PT Pelindo Marine Service (PMS), PT Lamong Energi (LEGI), PT Pelindo Energi Logistik (PEL), dan PT Berkah Multi Cargo (BCM).
“Ada empat fitur layanan yang terintegrasi dengan sistem operasi terminal (TOS), yakni mulai dari vessel service, port activities, logistics, dan container management. Fitur tersebut juga memungkinkan pengguna jasa memantau pergerakan kapal dan barangnya secara langsung (real-time online),” katanya kepada pers dalam acara peluncuran Home Terminal di Jakarta, Kamis (1/2).
Aplikasi Home Terminal ini dapat diimplementasikan bertahap mulai 1 Februari 2018 untuk vessel services di TPS dan TTL, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. (***)