Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menneg BUMN Rini Soemarno meninjau pelabuhan penyeberangan Merak untuk ceking persiapan tahun baru. Kedua menteri juga meninjau perkembangan pembangunan Dermaga 6 dan 7.
Menurut Rini Soemarno, pelabuhan Merak ke depan tidak hanya akan digunakan sebagai pelabuhan penyeberangan. Pada 2018, karena jalur dari tol Trans-Sumatera sebagian akan rampung, Rini meminta pihak ASDP memperbanyak jalur premium untuk mobil pribadi. Tujuannya adalah mempermudah wisatawan yang hendak menyeberang ke Sumatera.
Dermaga 6 akhir Februari bisa dipakai, jadi kita targetkan, saya sama Pak Menteri menyeberang ke sana untuk melihat Bakauheni yang premiumnya juga,” kata Rini setelah meninjau pembangunan Dermaga 6 Pelabuhan Merak kepada wartawan, Senin (26/12).
Selain meninjau pembangunan Dermaga 6, yang dapat mengangkut mobil pribadi lebih banyak, Kementerian BUMN juga akan membangun Dermaga 7 yang sekarang masih dilakukan proses tender. Ditargetkan, pembangunan dermaga ini selesai pada pertengahan tahun 2018 untuk persiapan Asean Games dan mendukung transportasi Trans-Sumatera.
Selain itu, menurut Rini, Kementerian Perhubungan mengusulkan untuk membuat penyeberangan laut dari Pelabuhan Panjang dan Tanjung Priok. Ini dilakukan agar truk-truk besar yang membawa barang ekspor berkurang dan pelabuhan terkonsentrasi untuk bus penumpang dan mobil pribadi.
“Sehubungan dengan logistik kapal roro (roll-on roll-off), kami sepenuhnya mendukung. Kalau dihitung secara waktu, lebih pendek dan ongkos murah,” Rini menambahkan.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan Budi Karya menyebut inisiasi Menteri BUMN sebagai program yang tepat. Angkutan ASDP, menurutnya, cocok untuk negara kepulauan yang menggunakan laut sebagai halaman depan.
“Seperti yang disampaikan Ibu Menteri, dari Panjang nanti ke Priok, kemudian ke Tanjung Mas ke Perak sampai ke Lembar. Ini akan memberikan substitusi bagi angkutan darat dan jalan raya yang maintenance-nya tinggi dan rawan konflik,” kata Budi Karya.
Kementerian Perhubungan, menurut Budi, juga melakukan penguatan kapal roro untuk memberikan dukungan buat logistik nasional dan dalam upaya pengembangan Tanjung Priok. Menurutnya, konsolidasi barang di Tanjung Priok masih kurang dan dengan transportasi kapal roro dapat mengurangi waktu tunggu (dwelling time). (**)