PT Pelabuhan Indonesia I Cabang Malahayati, Banda Aceh berkomitmen untuk menurunkan biaya logistik nasional dengan telah dilaksanakannya pelayanan petikemas sejak Agustus 2016 lalu.
Bahkan Cabang Malahayati juga sudah ditetapkan sebagai terminal petikemas oleh Kementerian Perhubungan. Untuk menunjang hal tersebut, Perseroan telah menyiapkan segala fasilitas dan peralatan pendukung kegiatan bongkar muat di terminal petikemas tersebut.
Untuk diketahui, Pelabuhan Malahayati memiliki panjang dermaga 384 meter, dapat menampung tiga kapal ukuran 100 meter dengan muatan 300 TEUS petikemas sekaligus. Dilengkapi pula dengan satu unit HMC (Harbour Mobile Crane), tiga unit forklift, reach staker, dan enam unit truk pengangkut petikemas. Kedalaman alur mencapi 9,5 meter.
“Dengan dermaga yang mendukung, adanya pelayaran terjadwal, ketersediaan alat bongkar muat, lapangan penumpukan petikemas, dan transportasi jalan yang mendukung. Malahayati mampu melayani kapal-kapal kontainer,” ucap Rudi Susanto, General Manager Pelindo 1 Cabang Malahayati, dalam keterangan tertulisnya yang diterima Ocean Week, Kamis (14/9) pagi ini.
Menurut dia, persiapan yang dilakukannya itu demi untuk mendukung upaya pemerintah dalam rangka menurunkan biaya logistik nasional. Rudi mencontohkan, biaya logistik untuk angkutan darat menggunakan truk dari Jakarta ke Aceh via Merak Bakauheni Rp 17,5 juta, membutuhkan waktu tempuh 4-5 hari.
Sementara dengan kapal laut Jakarta ke Belawan dan selanjutnya dari Belawan ke Banda Aceh melalui jalur darat dengan menggunakan truk memerlukan waktu 4-5 hari dengan biaya angkut diperkirakan Rp 13,5 juta.
“Tapi jika menggunakan kapal laut dari Jakarta langsung menuju Pelabuhan Malahayati menghabiskan biaya sekitar Rp 7,5 juta dengan waktu perjalanan selama 4 hari,” ungkapnya.
Dia menilai pengiriman barang langsung Jakarta menuju Aceh melalui transportasi laut dapat menekan biaya operasional. “Efisiensi ini diharapkan dapat mengundang investor-investor baru ke Aceh,” tambah Rudi.
Sementara itu, Ade Maydwianda, Plh ACS Humas PT Pelindo I menyatakan, apa yang dilakukan Cabang Malahayati membuktikan komitmen Pelindo 1 untuk turut dalam mensukseskan Program Tol Laut yang dicanangkan pemerintah, yang menggagas jaringan maritim nasional.
Apalagi Pelabuhan Malahayati merupakan bagian dari rangkaian program tol laut, dimana 24 pelabuhan telah ditetapkan untuk melaksanakan program tol laut yang menjadi program andalan pemerintah.
“Dengan dilayaninya kapal petikemas di Malahayati berarti sudah mulai ada tol laut di Aceh. Keberadaan tol laut bisa membuat ongkos distribusi logistik menjadi lebih murah. Itu artinya, pengiriman barang ke Aceh akan lebih murah dan efisien. Sehingga dengan masuknya kapal-kapal kontainer bisa meningkatkan daya saing harga barang nasional, terutama di wilayah Aceh,” jelas Ade. (pl1/**)