INSA berharap pembagunan pelabuhan Kuala Tanjung dapat secepatnya dirampungkan, dan kemudian pelabuhan ini dapat diwujudkan sebagai hub logistic untuk kawasan Asia Pasifik sebagaimana keinginan pemerintah Indonesia.
“Kami (INSA) optimis jika pemerintah memiliki niat serius mewujudkan Kuala Tanjung sebagai hub logistic, pasti bisa,” kata Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto, di Jakarta.
Apalagi letak pelabuhan Kuala Tanjung sangat strategis, berada pada jalur lintas pelayaran internasional. “Agar harapan pemerintah dapat terwujud, tidak ada salahnya Indonesia menggandeng pelayaran. Dan regulasinya juga mesti yang dapat menarik bagi pelayaran untuk datang ke Kuala Tanjung, karena Singapura pasti tidak akan tinggal diam,” ungkapnya.
Pembangunan Kuala Tanjung tahap satu, menurut Bambang Eka Cahyana, Direktur Utama PT Pelindo 1 sudah mencapai 60%.
“Pelindo I akan memulai tender operator terminal multipurpose pada April 2017 dengan mengundang beberapa operator terminal dunia, antara lain ICTSI (International Container Terminal Services, Inc), Hongkong Modern Terminal, DP World, dan Bollore Grup,” kata Bambang.
Mantan GM Samudera Indonesia ini juga menyatakan, perusahaan telah berencana menggandeng Port of Rotterdam untuk membentuk joint venture dalam pengembangan Pelabuhan Kuala Tanjung tahap II dan III.
Total dana untuk pembangunan tahap I mencapai Rp3 triliun. “Untuk tahap 1, dilengkapi dengan fasilitas trestle sepanjang 2,7 km, dermaga sepanjang 500 meter, container yard dengan kapasitas 500.000 TEUs dan kedalaman kolam 14–17 meter LWS,” ujarnya.
Di tempat lain, Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita mengungkapkan jika Pelabuhan Kuala Tanjung berpotensi menjadi hub logistik untuk kawasan Asia Pasifik. “Jika dilihat dari kondisi geografis, untuk menjadi pelabuhan hub, maka Kuala Tanjung menjadi alternatif hub logistik di kawasan Asia Pasifik,” kata Enggartiasto dalam acara Jakarta International Logistics Summit & Expo (JILSE) 2016 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta.
Enggartiasto yakin dengan kondisi geografis Indonesia berada pada jalur pelayaran internasional dan mencakup 45 persen perdagangan komoditas di dunia, Kuala Tanjung dapat berpeluang menjadi hub logistik kawasan Asia Pasifik. (***)