PT Pelindo I akan membangun cold storage di pelabuhan guna mengurangi biaya tinggi logistic di sector pangan. Dengan begitu diyakini dapat mengurangi cost logistic hingga mencapai 30%.
Direktur Utama PT Pelindo I Bambang Eka Cahyana menyatakan selama ini, distribusi bahan pangan lebih banyak dilakukan melalui jalan darat. Misalnya, pengiriman bahan pangan dari Pulau Jawa ke Aceh. Selama perjalanan, truk harus antre di penyeberangan Merak dan Bakauheni. Tekanan terhadap jalan darat juga meningkat sehingga jalan mudah rusak.
“Jadi, tidak efisien. Kualitas produk juga bisa menurun jika tidak disimpan di cold storage. Jangka menengah, kami akan membangunnya di pelabuhan di Kuala Tanjung. Di sini, ada cluster khusus terkait dengan food processing. Selama ini, food processing dan pelabuhan pangan belum mendapat perhatian karena kami lebih banyak di produk manufaktur,” katanya kepada pers, di Jakarta.
Menurut Bambang, dengan adanya cold storage di pelabuhan, para pebisnis holtikultura bisa menyimpan dulu produknya di cold storage dan baru akan dimuat setelah kapal pengangkutnya datang. “Dengan begitu, pengiriman bisa dilakukan setiap hari. Sebelumnya, pengiriman selalu ditunda sebelum kapal pengangkut masuk pelabuhan,” ujarnya.
Bambang juga mengungkapkan bahwa pihaknya sudah investasi Rp 50 miliar untuk memasang alat Hardcore mobile train. Sehingga, barang dari Jawa bisa dikirim ke Sumatera lewat laut. “Lewat darat, kena biaya Rp 17,5 juta per kontainer. Begitu lewat laut, turun menjadi Rp 7,5 juta. Jadi, lebih hemat sekitar 50%, tergantung jarak. Semakin jauh, semakin banyak kapasitas angkut sehingga penurunan biaya akan lebih besar,” ungkapnya.
Menjawab pertanyaan mengenai tol laut, Bambang menyatakan, bahwa konsep tol laut itu sejalan dengan distribusi barang. Karena itu, pemerintah perlu membentuk subholding pelayaran, terutama untuk masalah pangan. Contohnya Pelni, Angkutan Sungai Danau Penyebrangan (ASDP), bisa bersinergi pada peran masing-masing yang saling bahu membahu. “Contohnya begini, misalnya Bulog ingin kirim beras ke Selayar. Yang harus dihubungi adalah Pelni. Tentang bagaimana barang sampai ke Selayar, itu jadi urusannya ASDP, sebagai perpanjangan tangan. Bagaimana caranya untuk distribusi di darat itu urusan BGR (PT Bhanda Ghara Reksa), perlu gudang PTP (Pelindo I),” katanya.
Selain itu, Bambang juga menceritakan kalau pembangunan pelabhan Kuala Tanjung sekarang sudah mencapai 70%. “Kami akan terus mengebut pembangunan Kuala Tanjung, sehingga selesai sesuai target,” ucapnya. (humpl1/**)