Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (pemprov sumsel) memutuskan membangun pelabuhan di Tanjung Carat kabupaten Banyuasin, ketimbang membangun kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Api-api.
Pembangunan pelabuhan tersebut, mengingat kapasitas pelabuhan Boom Baru sudah over capacity.
Gubernur Sumsel Herman Deru di Palembang, mengatakan keinginan itu sudah disampaikan ke pihak yang berkepentingan (stakeholder), termasuk pemilik lahan dan BUMD Pemprov Sumsel PT Sriwijaya Mandiri Sumsel dan BUMD Pemkab Banyuasin PT Sei Sembilang.
“Prioritaskan dulu pelabuhannya, baru bicara aktivitasnya,” kata Herman Deru setelah rapat dengan stakeholder di antaranya Bupati Banyuasin Askolani dan pemilik lahan kawasan Ryamizard Ryacudu, Selasa (29/9).
Herman mengatakan langkah untuk membangun pelabuhan itu dapat dimulai pada 2021 karena telah mendapatkan persetujuan pemilik lahan, dalam hal ini diwakili PT Tri Patria.
Selain itu, dukungan juga sudah diberikan Pemkab Banyuasin yang memberikan persetujuan pemanfaatan lahan tersebut, dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) sebagai kawasan industri.
“Nanti pelabuhannya bisa dibangun, misal masuk dalam Proyek Strategi Nasional, atau Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) atau swasta murni, bisa juga bermitra karena ini butuh dana triliunan,” ungkapnya.
Sementara itu Direktur PT SMS Sarimuda mengatakan keputusan untuk lebih mengutamakan pembangunan pelabuhan itu lantaran produk yang dihasilkan KEK itu tidak mungkin diangkut di Pelabuhan Boom Baru Palembang.
“Ingin pelabuhan dulu agar hasil industri yang dibuat di KEK bisa diangkut. Di Boom Baru kan tidak bisa, karena kapasitasnya,” ujarnya.
Dia mengungkapkan pembangunan pelabuhan di Tanjung Carat itu sangat mungkin dilakukan karena berdasarkan studi kelayakan yang dilakukan PT Pelindo sudah dinyatakan layak terkait kedalaman dan lainnya.
“Namun ada kemungkinan dilakukan studi ulang untuk mengetahui kondisi terkini, karena tahun 2021 ditargetkan jalan,” ujarnya.
Tapi dia tak menyangkal, untuk mewujudkan pelabuhan laut dalam ini bukan perkara mudah karena terkait dengan ketersediaan dana yang relatif besar. “Ya kendalanya memang ketersediaan dana,” jelasnya.
Sumatera Selatan yang merupakan daerah penghasil komoditas ekspor, sejak lama ingin memiliki pelabuhan laut dalam untuk menjadi feeder pengiriman barang langsung ke negara pembeli.
Semula pembangunan pelabuhan tersebut diproyeksikan di Tanjung Api-Api tapi kemudian berdasarkan analisis mendalam maka dialihkan ke Tanjung Carat.
Pelabuhan ini diharapkan terintegrasi dengan Kawasan Ekonomi Khusus yang terhubung dengan akses Tol Trans Sumatera. (ant/**)