Ditjen Perhubungan Laut menyebutkan bahwa Kapal Tol Laut telah berhasil mendorong muatan balik dari wilayah Timur Indonesia ke wilayah Barat Indonesia.
Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri, Direktorat Lalulintas dan Angkutan Laut, Capt. Wisnu Handoko menyampaikan bahwa kapal tol laut sukses mengangkut 2.700 zak semen yang dikapalkan ke Pelabuhan Waingapu dan Pelabuhan Rote dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur dan kembali berlayar ke Surabaya berhasil mengapalkan muatan balik cumi kering sebanyak 31 ton dalam dua kontainer dari Pelabuhan Rote ke Jakarta melalui Surabaya.
“Ini seperti yang diharapkan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, agar terjadi balance trade pada muatan yang diangkut via tol laut,” ungkapnya.
Wisnu juga mengatakan bahwa semen tersebut akan didistribusikan melalui mekanisme jual murah kepada masyarakat Waingapu dan Rote masing-masing sebanyak 1.350 zak.
“Di Rote semen tersebut telah terjual 400 zak dan di Waingapu terjual 150 Zak,” tutur Wisnu di Jakarta.
Hal tersebut menandakan bahwa masyarakat di daerah-daerah terpencil mulai menggerakkan industri lokal dan memanfaatkan tol laut hasil produksi daerah.
Sebelumnya, dari Natuna dengan rute Tol Laut dibawa hasil perikanan dengan jumlah yang cukup signifikan untuk dibawa ke Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
“Diharapkan angkutan muatan balik ini akan terus dikembangkan dari rute Tol Laut lainnya, untuk meningkatkan kapasitas angkut dan menghidupkan peningkatan perekonomian di daerah tujuan,” ungkap Wisnu.
Data dari Kementerian Perdagangan per 15 Agustus 2017, menyebutkan dampak ekonomi dari kebijakan tol laut mulai terlihat dari penurunan harga beberapa komoditi antara 6% sd 20 %, seperti beras, tepung terigu. Minyak goreng di daerah Larantu, Fak-Fak, Dobo dan Anambas. Harga Beras turun antara 13.5 % hingga 29 % di daerah Biak, Sorong, Ternate, bontang dan Tobelo. Sementara harga semen di beberapa daerah di wilayah Papua juga menurun antara 12 hingga 40 % di daerah Jayapura, Nabire, Wamena dan Puncak Jaya. (Hub/**)