Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan, 100 kapal pesanan Kemenhub untuk tol laut dan perintis, 84 unit diantaranya sudah selesai dibangun.
Pembangunan 100 kapal baru tersebut, selain untuk perkuatan tol laut juga untuk memperkuat kapal perintis yang sudah dioperasikan. Pengadaan 100 kapal dengan 2.000 gross ton (GT) ini sudah dilakukan beberapa tahun lalu dan semuanya dibuat di galangan kapal lokal.
“Kita harus menyelesaikan kapal-kapal tol laut. Dari 100 tol kapal laut dan perintis, baru selesai 84. Kita selesaikan, kalau ini selesai maka tol laut akan lebih efektif,” kata Menhub Budi Karya usai menghadiri diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta Pusat.
Menhub mengungkapkan, program tol laut pada dasarnya untuk mengurangi disparitas harga antara wilayah barat dan timur Indonesia. Program ini bekerja sama dengan usaha swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hingga sekarang sudah sekitar 15 trayek tol laut yang dilaksanakan.
“Kami bekerja sama dengan swasta dan BUMN menjalankan 15 trayek tol laut yang dari hari ke hari makin efisien,” ujarnya.
Menurut Budi Karya, kerja sama itu untuk mengangkut barang-barang seperti rumput laut, ikan, kayu, dan sebagainya. “Dengan angkutan perintis, saudara kita ada yang bekerja di Balikpapan, rumah di Maluku, bekerja di Papua, mereka mendapatkan peningkatan. Oleh karenanya ujung tombak ini adalah Pelni agar angkutan perintis bisa diefektifkan,” kata Menhub.
Budi Karya menegaskan, jika program tol laut ini berhasil, dan mampu meningkatkan okupansi hingga sekitar 80 persen, nantinya operasional kapal perintis akan diberikan kepada pihak swasta murni tanpa subsidi. (***)