Peran Perum Bulog sangatlah penting sebagai salah satu simpul ketahanan pangan, termasuk untuk kebutuhan bantuan sosial beras sejahtera (bansos rastra), serta bencana alam, juga stabilitas harga melalui operasi pasar.
Hal itu diungkapkan Tatang Irasman, dari Perum Bulog Kantor Seksi Logistik Pulau Nias kepada Ocean Week, di ruang kerjanya, kemarin. Menurut dia, masuknya beras ke Nias, pada umum jika jumlahnya kecil cukup dengan angkutan truk saja, misalnya beras impor dari Thailand, Vietnam dan India, kebijakan pemerintah yang lalu dipasok dari pelabuhan Belawan Medan,kemudian ada diantaranya yang diteruskan untuk Bansos ke Pulau Nias.
“Kalau yang itu diangkut melalui truck ke Pelabuhan Sibolga, dan transit kapal Roro ke Pelabuhan Gunung Sitoli,” ujarnya.
Tetapi kedepan, pasokan beras diperlukan sangat banyak, bisa saja melalui kapal langsung ke Pelabuhan Gunung Sitoli.
Irasman menambahkan, setiap bulan, rutin pasokan sebanyak 1.000. ton untuk kebutuhan masyarakat Nias .
Kaitan jenis beras komersial, cukup dari kalangan petani setempat di Nias, dan Bulog dapat menampung 5 ton rata rata per bulan. “Ini pemasarannya dikelola oleh Rumah Pangan Kita (RPK), dan kelompok tersebut terdiri dari masarakat langsung yang memasarkan lewat out let (gerai), salah satu binaan Perum Bulog.
Sementara itu, Kepala kantor logistik Perum Bulog Sibolga Budiono, menyampaikan bahwa pasokan beras dari Sulawesi Selatan, sebanyak dua kontainer 20 feet, berjumlah 24 ton 500 kg, termasuk jenis beras komersial, diangkut melalui kapal Tanto bersatu V, pada bulan September lalu.
“Kedepan rencana juga ada pasokan beras dari Sulsel, untuk Sibolga dan sebagian Nias, sebanyak 24 ton 500 kg, pada akhir Oktober ini,” katanya.
Budiono menyatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan Pelindo Sibolga untuk penanganan bongkaran beras tersebut. (rat/ow)