Integrasi pelayanan tol angkutan laut dengan udara di Bandara Internasional Frans Kaisiepo Biak sangatlah diharapkan, sehingga berdampak pada peningkatan pengiriman barang pokok ke berbagai daerah di pedalaman.
Bupati Biak Numfor, Papua Thomas Ondy kepada Antara mengatakan, jarak pelabuhan laut dengan Bandara Internasional Frans Kaisiepo Biak sangat dekat dapat ditempuh 10-15 menit, sehingga memperlancar distribusi bahan pokok ke sejumlah kabupaten wilayah pegunungan.
“Untuk mendukung program tol laut dengan tol udara di Kabupaten Biak Numfor, PT Pelindo Indonesia IV Cabang Biak telah membangun fasilitas dermaga laut Biak sepanjang 142 meter dengan alokasi dana dari APBN mencapai Rp96 miliar,” ungkap Thomas Ondy, di Biak, Minggu (23/7).
Sedangkan di kawasan Bandara Biak, lanjut Bupati, PT Angkasa Pura I sebagai pengelola otoritas Bandara Biak sudah memperbaiki berbagai fasilitas untuk layanan integrasi tol laut dan tol udara.
“Ada dampak positif bagi daerah melaksanakan program tol laut dan udara karena berbagai bahan pokok untuk masyarakat dapat terpenuhi aman serta anggaran angkutan distribusi bahan pokok mendapat subsidi pemerintah,” katanya.
Bupati menambahkan, sesuai dengan Keputusan Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub RA Tonny Budiono nomor: AL108/3/17/DJPL-2017 tentang Jaringan Angkutan Barang di Laut Tahun 2017 tertanggal 22 Juni untuk rute T12 Surabaya-Biak.
Adanya Keputusan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan itu, menurut Bupati Thomas, untuk menjawab usulan dan permintaan pengusaha distributor bahan pokok kepada Pemkab Biak Numfor dan Dinas Perindustrian Perdangangan.
“Trayek T12 tol laut akan melayani angkutan barang jalur Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya-Manokwari-Wasior-Nabire-Serui-Biak serta dari Biak-Serui-Nabire-Wasior-Manokwari dan Surabaya,” jelasnya.
Berdasarkan data layanan angkutan tol laut rute T12 akan dilayani kapal barang Caraka dengan rute dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya-Manokwari-Wasior-Nabire-Serui dan Pelabuhan Biak pulang pergi. (Ant/**)