Kendati ekonomi dunia tengah mengalami pelambatan, namun prediksi pertumbuhan ekonomi nasional yang berkisar 5% cukup realistis. Hal ini tidak terlepas kebijakan tax amnesty (pengampunan pajak) yang belum lama dikeluarkan.
“Pertumbuhan itu tertolong oleh kebijakan tax amnesty yang telah dikeluarkan,” kata Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA) Carmelita Hartoto kepada Ocean Week, kemarin.
Dia juga menilai asumsi makro Rancangan APBN 2017 cukup realistis. Asumsi makro yang mematok nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika sekitar Rp13 ribu, kata Dirut PT Andhika Line ini juga akan cukup membantu kinerja ekspor nasional yang akhirnya akan berdampak pada penerimaan devisa.
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan ini menyatakan devisa yang cukup baik akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat mayoritas ekonomi domestik digerakkan oleh belanja pemerintah.
Menyinggung soal minyak dunia, Ketua Umum INSA ini mengungkapkan harga minyak di semester II tahun 2016 akan bergerak dikisaran $40 – $45 jika melihat stock inventory pada semester I tahun ini. Adapun, pergerakan harga minyak tahun depan akan tergantung pada cuaca musim dingin akhir tahun ini.
Tertinggi di Asia
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, bangsa Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi di Asia meskipun terpengaruh perlambatan ekonomi global.
“Perekonomian Indonesia pada triwulan pertama 2016 tumbuh 4,92 persen. Bahkan, pada triwulan kedua tahun ini, pertumbuhan ekonomi nasional naik menjadi 5,18 persen,” kata Presiden dalam Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI di Senayan, Jakarta, Selasa (16/8).
Pada pidato kenegaraan dalam rangka hari ulang tahun ke-71 Republik Indonesia itu, Presiden mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia itu jauh lebih besar di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia dan negara-negara berkembang.
Presiden menyatakan, 2016 merupakan Tahun Percepatan Pembangunan Nasional menyusul pembangunan infrastruktur di seluruh pelosok Tanah Air, khususnya di desa-desa, daerah-daerah pinggiran dan wilayah perbatasan guna memperkuat konektivitas nasional.
“Berbekal pencapaian transformasi fundamental ekonomi tersebut, memasuki tahun kedua, pemerintah bertekad melakukan percepatan pembangunan. Kita harus melangkah menuju Indonesia maju,” katanya.
Hadir dalam Sidang Bersama tersebut mantan Presiden BJ Habibie, mantan Presiden Megawati Sukarnoputri, mantan Wapres Try Sutrisno, mantan Wapres Boediono dan istri mantan Presiden Abdurrahman Wahid, Sinta Nuriyah Wahid. Selain itu juga hadir para teladan nasional dan perwakilan negara-negara sahabat.
Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI yang dipimpin Ketua DPR Ade Komaruddin juga dihadiri para pimpinan lembaga-lembaga negara seperti Ketua MPR Zulkifli Hasan dan Ketua DPR Irman Gusman. (**)