“Kalau dalam sehari semalam bukan 24 jam, tapi 28 jam, pelayaran pun siap melaksanakan 28/7, bukan 24/7”. Kalimat itu meluncur dari para pengurus DPC INSA Jaya, pada Kamis sore, di kantor INSA Jaya, saat Ocean Week menanyakan hasil rapat koordinasi di Kantor OP Tanjung Priok, yang antara lain membahas mengenai kinerja 24/7 untuk kelancaran lalu lintas kapal dan barang di pelabuhan.
Sindiran dan kelakaran para pelaku pelayaran itu bukan mengada-ada, karena selama ini, secara operasional, pelayaran memang sudah bekerja 24 jam tujuh hari tak kenal berhenti. “Kalau operasional, kami memang sudah bekerja sesuai apa yang diinginkan pemerintah, tapi untuk administrasi kantor, nggak mungkin, karena minggu kan libur, dan orang butuh istirahat,” kata Bambang Sumaryno, Wakil Ketua INSA Jaya, diiyakan Andre BEN Line, Munif (Ujang) keduanya juga pengurus, saat ditanya Ocean Week mengenai keinginan Menhub Budi Karya Sumadi untuk kerja 24/7.
Mereka pun balik bertanya, bagaimana dengan bank, depo petikemas kosong, bea cukai, apakah juga sudah melaksanakan kinerja 24/7. “Pihak bea cukai saja saat rapat di kantor OP mengatakan bahwa bea cukai bisa saja bekerja di hari sabtu atau minggu sepanjang ada permintaan. Jadi kalau ngga ada permintaan bagaimana. Begitu pula dengan depo petikemas, dan bank,” ungkapnya.
Mereka juga menanyakan lagi, sebenarnya sekarang ini ada apa, karena masalah kinerja 24/7 itu sudah cukup lama di gembar-gemborkan, namun tak bisa pula berjalan. “Ya karena faktor penyebabnya banyak. Dan apakah kalau tidak melaksanakan itu ada sanksinya. Mestinya kan sudah direncanakan segala sesuatunya,” tambah Andre.
Bambang juga mengemukakan, kalau Menhub Budi Karya Sumadi konon pada Minggu (28/7) akan kembali datang ke Priok untuk mendeklair kinerja 24/7 tersebut.
Pengamatan Ocean Week, selama ini institusi yang sudah bekerja 24/7 secara operasional, antara lain pelayaran, PBM, TKBM, Pelindo, Trucking, Forwarder, kantor Otoritas Pelabuhan (OP), Syahbandar, Imigrasi. Namun itu secara opeasional, karena sudah online sistem. Tetapi secara administrasi, pemerintah perlu medorong mereka supaya kinerja 24/7 dapat diwujudkan.
“kalau pelayaran nggak ada liburnya, bahkan Lebaran pun kami pelayaran tetap melakukan kegiatan,” ujar Ujang menambahkan.
Bambang, Andre dan Ujang meminta supaya pemerintah pun bisa mengubah prilaku pabrikan yang mayoritas mengirimkan barangnya pada hari-hari ‘mepet’ dengan pengapalan. “Umumnya mulai Kamis, Jumat dan Sabtu pabrik mulai kirim barang, karena menyesuaikan dengan jadwal keberangkatan kapal, sehingga pada Senin hingga Rabu, kosong,” ungkap mereka.
Seperti diketahui, bahwa Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berupaya meningkatkan ekspor-impor melalui pelabuhan Tanjung Priok, waktu operasional pelayanan pelabuhan pun akan dilaksanakan setiap hari. Nantinya Otoritas Pelabuhan, Syahbandar, Bea Cukai, Imigrasi, Operator Pelabuhan, Bank dan stakeholder terkait akan melakukan pelayanan optimal secara terus-menerus selama 24 jam 7 hari seminggu.
“Berkaitan dengan jumlah hari produktif pelayanan, sebelum ini 3 hari, sekarang sudah 4-5 hari, kita ingin 7 hari. Artinya 24/7 kita melayani. Agar orang-orang yang melayani di sini waktunya tersebar dan fasilitas tol, truk itu terbagi rata di 7 hari, sehingga produktivitas itu lebih baik,” kata Menhub Budi Karya Sumadi, beberapa waktu lalu.
Menhub Budi mengilustrasikan dengan waktu pelayanan tiga hari, apabila ada eksportir yang ingin mengirim 14 kontainer barang misalnya, maka dalam satu hari harus ada lima truk kontainer yang berjalan dalam sehari, namun jika waktu pelayanan menjadi tujuh hari maka dalam satu hari hanya dibutuhkan dua truk kontainer saja. Imbasnya hal ini akan membuat jalanan dari dan menuju pelabuhan menjadi tidak terlalu padat, sehingga efek positifnya dapat mengurangi jumlah kemacetan.
“Jadi jalannya lengang, truknya produktif yang di pelabuhan juga enak mengaturnya,” ujar Menhub.
Menurut Budi, saat ini banyak kontainer setelah melakukan proses impor barang, truk-truk kontainer tersebut berjalan kosong. “Truk banyak yang berjalan kosong. Setelah impor, dia kosong, dia dibawa ke Cikarang ke sini (Tanjung Priok) kosong. Kita akan minta kepada cargo owner, atau shipping line untuk menyiapkan supaya jangan ada truk yang kosong. Jadi kita upayakan itu dalam keadaan terisi,” ungkapnya. (***)