Seiring terus meningkatnya kebutuhan akan Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk operasional peralatan bongkar muat dan menjadi salah satu komponen biaya tinggi yang dinilai tak lagi efisien. Pelindo III telah melakukan inovasi energi pada Terminal Petikemas Surabaya (TPS) di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dengan mengubah power supply dari alat bongkar muat, container crane, yang semula menggunakan diesel genset on board menjadi electric middle voltage.
Adanya perubahan power supplay untuk container crane dari diesel on board menjadi electric middle voltage akan terjadi efisiensi biaya bahan bakar hingga 50% dari sebelumnya. Menggunakan diesel genset on board yaitu dari sekitar 2,77 liter solar per boks (harga 1 liter solar industri diasumsikan Rp. 10.000,-) menjadi sekitar 8,50 kWH listrik per boks (harga listrik per KWH sekitar Rp. 1.250,-).
Jadi untuk mensuplai listrik pada inovasi energi tersebut, Pelindo III telah melakukan MoU dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN). MoU ditandatangani oleh Dirut TPS Dothy mewakili Pelindo III dan Direktur Keuangan PLN Nur Syamsiah di Surabaya, Selasa (23/8).
Dothy menyatakan optimis sinergi antar-BUMN Pelindo III dengan PLN ini sangat positif untuk mencapai efisiensi penggunaan energi. “Tidak hanya bagi Terminal Petikemas Surabaya, tapi juga untuk industri logistik,” ujarnya.
Sementara itu, Manager Area PLN, Ardiansyah, mengatakan bahwa pemasangan instalasi di TPS adalah yang tercepat. Semula ditargetkan selesai dalam 75 hari, namun dalam 14 hari sudah selesai. “TPS akan dipasok 5.540 kVA untuk mengoperasikan container crane di dermaga internasional dan domestik. Investasi yang dilakukan TPS untuk menyiapkan gardu distribusi dan perlengkapannya mencapai Rp 60 miliar,” terangnya.
Dothy menambahkan, penggunaan energi listrik juga mendukung pelestarian lingkungan, karena dapat mengurangi emisi gas buang (CO2 emission) dan mengurangi kebisingan. “Selain itu efisiensi juga didapat dari berkurangnya frekuensi pemeliharaan pada container crane, sehingga ketersediaan peralatan tersebut menjadi meningkat yang berujung pada meningkatnya layanan bongkar muat kapal (level of service). Biaya penggantian engine parts juga dapat ditekan,” jelasnya. (ow/rid)