Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan nilai impor Indonesia pada April 2017 turun sebesar 10,20 persen jika dibandingkan bulan sebelumnya dari 13,28 miliar dolar Amerika Serikat menjadi 11,93 miliar dolar AS.
Penurunan impor itu terjadi pada sektor migas dan nonmigas. Namun penurunan cukup dalam dialami sektor migas mencapai 29,25 persen.
“Impor migas April 2017 mencapai 1,61 miliar dolar AS atau turun 29,25 persen dibanding Maret 2017, sedangkan jika dibanding April 2016 naik 18,27 persen,” kata Suhariyanto dalam jumpa pers dengan wartawan di Jakarta, Senin (15/5).
Penurunan impor migas tercatat sebesar 666 juta dolar AS, sementara nonmigas 689,1 juta dolar AS atau 6,26 persen. Penurunan impor migas dipicu oleh semua komponen, yakni minyak mentah turun 34,41 persen, hasil minyak 25,01 persen dan gas 37,66 persen.
Dari sektor nonmigas, penurunan terbesar terjadi pada impor golongan kapal laut dan bangunan terapung sebesar 187,7 juta dolar AS atau mencapai 63,46 persen, diikuti oleh mesin dan peralatan mekanik turun sebesar 178,6 juta dolar AS atau 10,22 persen.
Selain itu, penurunan impor juga terjadi pada bahan bakar mineral sebesar 81,4 juta dolar AS atau 60,12 persen, bahan kimia organik sebesar 63,4 juta dolar AS atau 11,37 persen dan golongan plastik dan barang dari plastik sebesar 51,1 juta dolar AS atau 7,54 persen. Impor nonmigas April 2017 mencapai 10,32 miliar atau turun 6,26 persen dibanding Maret 2017, namun jika dibanding April 2016 meningkat 9,16 persen.
Sementara beberapa komoditas nonmigas yang mengalami kenaikan impor antara lain golongan serealia sebesar 34,2 juta dolar AS atau 17,45 persen, biji-bijian berminyak 34 juta dolar AS atau 29,26 persen, pupuk 26,9 juta dolar AS atau 21,13 persen, sisa industri makanan 25,9 juta dolar AS atau 11,97 persen dan barang dari besi dan baja sebesar 19 juta dolar AS atau 15 persen.
Secara kumulatif, pada periode Januari-April 2017 total impor tercatat sebesar 48,53 miliar dolar AS, atau mengalami peningkatan jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 42,76 miliar dolar AS.
Nilai impor untuk semua golongan penggunaan barang tercatat mengalami kenaikan jika dibanding periode yang sama pada periode tersebut. Nilai impor barang konsumsi naik 7,78 persen, bahan baku penolong naik 15,85 persen dan barang modal sebesar 6,29 persen.
Negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama periode tersebut adalah China dengan nilai 10,37 miliar dolar AS (25,70 persen), Jepang 4,63 miliar dolar AS (11,49 persen), dan Thailand 2,89 miliar dolar AS (7,16 persen). Sementara impor nonmigas dari ASEAN tercatat sebesar 20,83 persen, sementara dari Uni Eropa dengan 28 negara sebanyak 9,24 persen. (ant/**)