PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) tak akan menjadikan pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat sebagai pesaingnya. Namun, tetap dipertimbangkan untuk complementer (saling melengkapi).
“Tetapi, bisa juga jadi kompetitor atau complementer, mengingat market antara IKT (car terminal) di Tanjung Priok dan Patimban sama,” kata Aris Isnawan, direksi PT IKT kepada Ocean Week, di Kantornya, Selasa (5/1/2021) siang.
Dengan hadirnya Patimban, menurut Arif, customer mempunyai pilihan dalam kegiatannya. “Tapi, yang pasti customer akan mempertimbangkan pelayanan, risiko, dan tarif (cost),” ujarnya lagi.
Oleh karena itu, dalam menghadapi semua itu, PT. Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) akan fokus pada tiga hal, yakni standarisasi pelayanan, tarif fleksible, dan pengembangan gedung parkir.
“Itu yang jadi fokus kami (IKT). Tapi untuk pengembangan gedung parkir tergantung market share, kalau dananya kami sudah siap,” kata Arif didampingi Sofyan Gumelar, Kahumasnya.
Arif pun menceritakan bagaimana IKT terdampak pandemi covid-19 yang berasal dari Wuhan China tersebut. “Volume kendaraan yang ditangani IKT selama 2020 tercatat sebanyak 263.000 unit, turun 35% dibandingkan tahun 2019 yang mencapai 401.000 unit,” ungkapnya.
Menurut dia, merosotnya kinerja dialami perseroan mulai April dan Mei yang hanya 25%, tapi sekarang sudah 75% per bulan dari volume normal.
Namun, meski sempat terdampak signifikan covid 19 ini, dan adanya Patimban, kedepan IKT akan tetap melakukan perbaikan fasilitas, layanan sesuai standar operasional.
“Lalu juga akan melakukan perbaikan IT (Cartos/car terminal operating system), gate system kita integrasikan ke bea cukai,” ujarnya.
Kemudian, ungkap Arif, perbaikan bisnis proses, flow of good document harus selaras dengan standar. “Lalu untuk tarif yang sampai ke and user harus sesuai dengan IKT,” jelasnya.
Arif juga mengungkapkan, sesuai proyeksi Gaikindo, pada tahun 2024/2025 nanti, ekspor sektor otomotif bakal mencapai 1 juta unit, dan saat ini baru mencapai 340-an ribu unit (tahun 2019).
Sementara kapasitas IKT, kata Arif berkisar 750 ribu unit kendaraan. Karena itu, pihaknya akan me-maintenance volume yang 750 ribu tersebut sampai 900 ribu unit, baik yang ekspor impor maupun domestik.
“Kalau menilik pada proyeksi Gaikindo pada tahun 2024/2025 mencapai 1,4 juta unit kendaraan, dan IKT 750 ribu unit, maka Patimban sangat diperlukan dan pelabuhan di Subang itu bisa menangani yang 600 ribu unit,” jelas Arif.
Oleh sebab itu, pihaknya berharap kondisi perekonomian dapat secepatnya kembali normal, sehingga target-target yang dicanangkan perseroan bisa terwujud.
Seperti diketahui, bahwa berdasarkan data, pada tahun 2019 IKT melayani sebanyak 275 kapal, dan 206 kapal di tahun 2020.
Sedangkan ekspor impor mobil di tahun 2019 tercapai 401.027 (impor 74.980 unit dan ekspor 326.047 unit). Sementara pada 2020 total ekspor impor hanya mencapai 263.991 unit (ekspor 230.760 dan impor 33.231 unit).
Untuk truk & bus, tahun 2019 tercatat 5.828 unit, dan di tahun 2020 tercapai 5.291 unit. (***)