Gempa 7 Skala Richter (SR) yang kembali melanda Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) Minggu malam (19/8) pukul 21.56 Wib menjadikan pelabuhan Kayangan Lombok Timur yang melayani penyeberangan ke Pulau Sumbawa hingga Senin pagi ini masih lumpuh.
Sebenarnya ada dua kapal Fery sudah sandar di pelabuhan itu, tetapi tidak ada petugas yang melayani para penumpang, karena mereka takut dan khawatir terjadi tsunami.
Perkiraan operasional pelabuhan akan normal pada siang hari ini. Meski jalanan retak-retak akibat gempa, namun masih bisa dilalui kendaraan.
Gempa 7 SR, Minggu malam, menambah kerusakan infrastruktur yang ada di Pulau Lombok, NTB.
Seperti ditayangkan Liputan6 SCTV, Senin (20/8), gempa juga membuat warga yang masih trauma akibat gempa dua pekan lalu panik dan berhamburan di jalanan. Sebagian warga akhirnya memilih bermalam di mobil bak terbuka.
Gempa Minggu malam berpusat 30 kilometer timur laut Pulau Lombok, tepatnya pada koordinat 8 derajat, 28 menit lintang selatan, dan 116 derajat 71 menit bujur timur pada kedalamam 10 kilometer. Selain di Pulau Lombok, getaran gempa juga dirasakan di Pulau Bali, Sumbawa, dan Makassar.
Tidak lama setelah gempa 7 SR di Lombok Timur, sebuah kebakaran hebat melanda ratusan rumah di Pulau Bungin, Sumbawa. Kebakaran dipicu ledakan pada gardu listrik yang roboh akibat guncangan gempa.
Percikan api dari gardu menyambar lapak penjual BBM dan langsung membesar dan menjalar ke bangunan di sekitarnya.
Upaya pemadaman sulit dilakukan karena sempitnya akses jalan yang menghubungkan pulau hasil reklamasi itu dengan daratan utama Pulau Sumbawa.
Warga hanya bisa memadamkan kebakaran dengan peralaan seadanya. Akibat kebakaran ini, ribuan warga Pulau Bungin kehilangan tempat tinggal.
Sebelumnya, Lombok juga diguncang gempa berkekuatan 6,5 SR. Berdasarkan analisis BMKG, lokasi gempa berada pada 8.24 lintang selatan, 166.66 bujur timur, atau 32 kilometer timur laut kabupaten Lombok Timur, dengan kedalaman 10 km. (Ant/***)