Profesionalism dan spiritualism (Kerja Cerdas, Kerja Keras, dan Kerja Ikhlas) menjadi filosofi Subagiyo dalam langkah membangun usaha yang digelutinya selama delapan tahun berjalan. Bersama Santo (penasihat asosiasi pergudangan dan depo Indonesia/Apdepi), dulu dia mencoba mendirikan perusahaan forwarding yang diberi nama Link Pasifik.
Alhasil, karena filosofi pendiriannya itulah usahanya berkembang pesat. Bahkan dua tahun dari usaha pertamanya itu, kedua professional muda inipun kembali mendirikan sejumlah perusahaan yakni PT Gateway Container Line (bergerak dibidang penanganan konsolidator), PT Sunggong Logistics (menangani barang-barang project), dan PT Freight Solution.
“Sunggong kini memiliki diversifikasi usaha antara lain, Shipper Own Container mengoperasikan container milik Singapura, Flexi Bag menjadi assembling dari Penang, juga sebagai Isotank Operator (produk curah),” kata Bagio panggilan akrab pria asal Jawa Tengah ini kepada Ocean Week di Kantornya, di Jakarta.
Sementara Gateway, ungkap owner dari semua perusahaan tersebut, tetap setia menangani barang-barang konsolidator, baik ekspor maupun impor. Bahkan menurutnya, perusahaan inipun meroket tajam. Dalam tujuh tahun berjalan, company ini berdasarkan hasil survey salah satu lembaga independen luar negeri, menjadi perusahaan 5 besar di Indonesia untuk kategori penanganan barang-barang konsolidator.
Dalam menjalankan semua perusahaannya, Bagio dan Santo dibantu oleh SDM professional muda dibidang masing-masing. Misalnya di Gateway, ada Hesti Rosmawati sebagai direktur keuangan, dan Surya Kencana (direktur operasional dan pemasaran).
Sedangkan di Sunggong, ditempatkan Irfan Maulana sebagai salah satu direktur yang diserahi tanggung jawab menjalankan roda perusahaan. Di Freight Solution, ada professional asal Korea yang membantunya.
Namun, untuk mengontrol bisnisnya tersebut, Bagio maupun Santo setiap bulan menyempatkan diri berdiskusi kepada para direksi masing-masing membahas bagaimana masalah yang dihadapi, dan kemudian mencari solusinya.
Jika semua orang punya mimpi untuk dapat meraih cita-citanya, Bagio pun memiliki mimpi sama. Harapannya ingin salah satu perusahaannya itu menjadi sebuah company Total Logistik di Indonesia, bahkan di dunia.
Sekarang, grup perusahaannya itu telah memiliki cabang diberbagai kota di Indonesia maupun luar negeri, antara lain di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Malaysia. “Di Semarang ada 3 kantor, Jakarta 7 kantor, Surabaya 3, Medan 1, bandung 3, Bandara Soetta 1, dan Malaysia 1 kantor. Kami pun baru-baru ini sudah memli gedung untuk kantor holding perusahaan,” ungkapnya.
Tetapi, semua keberhasilan kerja kerasnya tersebut justru menjadikan dosen di salah satu universitas di Jakarta ini tidak tinggi hati, sebaliknya semakin rendah diri. “Semua itu karena Allah, kami hanya sekedar menjalankannya saja,” tutur Bagio mengakhiri ceritanya kepada Ocean Week. (rid/ow)