Para pengusaha pelayaran resah akibat banyaknya pencurian terhadap alat-alat kelengkapan kapal, di pelabuhan Tanjung Priok. Sejumlah perusahaan pelayaran yang menjadi korban kemudian mengadukan masalahnya kepada DPC INSA Jakarta untuk meneruskan ke pihak-pihak berwenang.
Perusahaan pelayaran yang mengadu tersebut antara lain PT Samudera Indonesia, PT Meratus Line, PT IFL, PT Tresnamuda Sejati, dan PT Bahari Eka Nusantara (BEN). Mereka mengadu atas kehilangan sebagian barang kapal pada saat menunggu sandar atau saat sandar di pelabuhan Priok.
PT Samudera Indonesia misalnya, telah kecurian 3 propeler bow thruster, begitu pula dengan Meratus Line, bow thruster pada 4 kapalnya hilang, lalu kapal IFL kehilangan rantai jangkar.
Kapal Wan Hai hilang sparepart, kemudian kapal PT BEN kecurian Log Lashing Snatch Block With Shackle (90 NOS), Fire Hose Nozzle (2 NOS), dan Fire Hose Spanner (3 NOS).
Menurut informasi di INSA Jaya, laporan-laporan kehilangan ini sudah banyak ke organisasi, namun tidak diekspose karena khawatir akan merugikan pihak perusahaan pelayaran itu sendiri. “Sebab kalau kehilangan itu dilaporkan ke pihak berwajib, pelayaran takut kapalnya dijadikan sebagai alat bukti, lalu ditahan, sehingga kerugiannya semakin besar,” katanya kepada Ocean Week.
Karena banyak laporan kehilangan dari anggotanya, ketua INSA Jaya Alleson kemudian menyurati Kepala Kantor Syahbandar Utama Tanjung Priok minta agar masalah ini menjadi perhatian Kantor Syahbandar untuk dapat mengantisipasinya. “Hal itu demi menjaga kepercayaan dunia atas keamanan di pelabuhan Priok,” kata Alleson di dalam suratnya.
INSA Juga minta kepada Kantor Syahbandar melakukan pengetatan keamanan di sisi laut area labuh jangkar, serta di dalam area kolam pelabuhan.
Sebenarnya, tambah Alleson, INSA pun telah menginformasikan kepada seluruh anggota dan nakhoda kapal supaya meperketat penjagaan selama kapal labuh di pelabuhan.
INSA sangat berterimakasih jika masalah ini menjadi perhatian dari semua pihak berwenang, sehingga keresahan yang dialami anggotanya (perusahaan pelayaran-red) tak lagi terjadi. (ow)