Gubernur Bengkulu Helmi Hasan meminta PT Pelindo II serius menangani pengerukan terhadap pendangkalan alur Pelabuhan Pulau Baai, Kota Bengkulu, karena hingga kini gubernur menilai belum adanya keseriusan nyata dari pihak Pelindo menangani kondisi yang sudah masuk kategori darurat itu.
“Ini sudah darurat. Masyarakat terus bertanya, kapan bisa pulang ke Enggano? Kapan anak-anak bisa kembali sekolah di Kota Bengkulu? Kalau Pelindo tidak bisa memastikan kapan alur bisa dilewati kapal, lalu apa yang sudah dikerjakan selama ini,” kata Gubernur Bengkulu Helmi Hasan di Bengkulu, dikutip dari Antara.
Gubernur menyoroti pentingnya alur pelabuhan yang lancar untuk mendukung aktivitas masyarakat, khususnya warga pulau terluar, yang akses utamanya ke Kota Bengkulu dan daerah lainnya di Bengkulu memang melalui Pelabuhan Enggano menuju Pelabuhan Pulau Baai.
Gubernur Helmi Hasan juga menekankan perlunya transparansi dan kejelasan estimasi waktu pengerjaan pengerukan.
Menurut gubernur, kapal-kapal pengangkut BBM milik Pertamina serta kapal penumpang dan kapal logistik yang melayani Enggano sangat membutuhkan akses pelayaran yang aman dan lancar.
“Ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Kita ingin semuanya aman dan arus pelayaran berjalan lancar. Jangan sampai kepercayaan masyarakat hilang hanya karena janji yang tidak ditepati,” kata Helmi.
Gubernur menilai kapal keruk yang saat ini digunakan belum memadai untuk mengatasi pendangkalan yang terjadi. Dia meminta agar kapal keruk yang lebih besar segera didatangkan, mengingat urgensi situasi.
“Pemerintah Provinsi bersama Pertamina sudah mengirimkan surat resmi. Ini harus dijadikan dasar oleh Pelindo pusat untuk menindaklanjuti persoalan ini secara serius,” ungkapnya.
Helmi berharap pengerjaan dapat diselesaikan dalam beberapa hari ke depan, sehingga kapal penumpang dan kapal pengangkut barang, termasuk BBM, dapat kembali beroperasi secara normal ke dan dari Pulau Enggano.
Gubernur Helmi juga meminta dukungan dari aparat keamanan, termasuk TNI AL dan Kepolisian untuk turut mengawal proses pengerukan agar berjalan lancar tanpa hambatan.
Menanggapi hal tersebut, General Manager PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, S. Joko menjelaskan bahwa pengerjaan sempat terhenti karena kapal keruk Nera 02 mengalami kerusakan.
“Saat ini kapal masih dalam proses perbaikan. Kami juga berharap pengerjaan bisa segera rampung agar aktivitas masyarakat Enggano kembali normal,” ujarnya.
Menurut dia Pelindo siap menambah kapal keruk yang lebih besar guna mempercepat proses pengerukan. Selain itu, koordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga tengah dilakukan terkait perizinan di area pengerukan yang masuk zona sensitif.
H. Soenarto, salah satu pelaku usaha pelayaran berharap pengerukan alur pelayaran dan kolam pelabuhan bisa cepet selesai, supaya aktivitas kapal dan barang menjadi normal kembali.
“Saat ini kapal besar nggak lagi bisa bersandar di dermaga pelabuhan Baai Bengkulu, kapal saya saja sudah 10 hari nggak bisa keluar, padahal sudah SPOB,” ujarnya. (**/ant)