Direktur Utama PT Pelindo II Elvyn G. Masassya mengungkapkan, saat ini perseroan akan mengembangkan proyek Inland Waterway Cikarang Bekasi Laut (CBL) yang menghubungkan Tanjung Priok-Cikarang melalui laut. Targetnya tahun 2019 proyek kanal ini sudah selesai.
“Namun kami masih menunggu Perpres untuk itu sebagai payung hukumnya,” kata Elvyn di Tanjung Priok. Saat ini, ujarnya, sedang digodok oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang dibantu Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sembari menunggu Perpres tersebut terbit, Pelindo II akan mengurus sejumlah perizinan secara paralel.
Perpres tersebut, ungkapnya juga untuk mempermudah koordinasi antara pemangku kepentingan yang terlibat dalam proyek ini. Selain Pelindo II, ada beberapa instansi lain yang terlibat diantaranya Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Pemerintah Kabupaten Bekasi.
Beberapa perizinan tersebut antara lain izin penggunaan CBL sepanjang 25 kilometer kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal) kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kemudian usulan agar proyek ini masuk dalam Rencana Induk Pelabuhan di Kementerian Perhubungan, serta mematangkan Detail Engineering Design (DED).
“Untuk CBL Pelindo II menyiapkan dana sekitar Rp 4 triliun, dari ekuitas perseroan dan hasil penerbitan obligasi berdenominasi mata uang asing (global bond),” katanya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan Inland Waterway merupakan satu dari enam proyek yang akan dimasukkan dalam daftar strategis yang diusulkan kementeriannya.
“Rencananya proyek ini memang akan dikerjakan Pelindo, tapi tidak menutup kemungkinan untuk dikerjasamakan dengan pihak asing melalui Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU),” katanya.
Direktur Teknik dan Manajemen Risiko Pelindo II Dani Rusli Utama mengatakan Inland Waterway ini diharapkan mampu menurunkan ongkos logistik sebesar 20 hingga 25 persen. Dalam perhitungannya, jika tongkang dapat masuk kanal tersebut hingga kawasan industri Cikarang, setidaknya akan ada 80 hingga 100 kontainer terangkut sekali jalan. “Kanal akan memiliki lebar di dasarnya mencapai 50 meter dengan kedalaman 4 sampai 5 meter,” ungkapnya.
Kanal itu dinilai dapat juga mengurangi beban jalan raya, sehingga biaya perawatan jalan dapat saja dipindahkan untuk membangun proyek CBL ini. (***)