Kegiatan bongkar muat peti kemas (isi dan kosong) melalui pelabuhan Sei Kolak Kijang, provinsi Kepulauan Riau tahun 2019 hanya 25,212 TEUs (23,513 box), meningkat dibandingkan tahun 2018 yang tercatat 19.513 box (20,374 TEUs).
“Umumnya barang-barang itu untuk tujuan domestic saja dan kebutuhan dalam negeri, karena pulau Bintan dan kota Tanjung Pinang, sebagai ibukota provinsi, hanya sebagai kota administratif, bukan industri,” kata manager Umum, Lukman, S, Sos mewakili Arif Indra Permana, GM pelabuhan tersebut, kepada Ocean Week, di Kantornya, baru-baru ini.

Lukman juga menyatakan bahwa pelabuhan Tanjung Pinang di Pulau Bintan melayani aktivitas barang umum, petikemas, dan penumpang.
Selain itu, ujar Lukman, juga terdapat Pelabuhan penumpang di Sri Bintan Pura, yang melayani kapal domestic dan luar negeri.
“Pelabuhan itu ada di kota Madya Tanjung Pinang, sekitar 20 km dari kantor cabang Kijang,” katanya lagi.
Disamping itu, pihaknya juga mengelola dermaga umum Batu Enam, tak jauh dari pelabuhan Sri Bintan Pura.
Lukman menambahkan, berdasarkan data yang ada, kunjungan kapal domestik maupun luar negeri, termasuk kapal perintis sedikit menurun. Tahun 2018 tercatat 15,958 call, turun jadi 15,413 call di tahun 2019.

“Para penumpang pada umumnya tujuan pulau Batam, selat panjang, Dumai, dan Dabo Singkep serta ke pulau tujuh, hingga mendekati Kalimantan, dengan kapal perintis,” ungkapnya.
Untuk kapal luar negeri, tahun 2018 ada 4,101 call, sedangkan tahun 2019 jadi 5.384. Tujuannya Singapore, dan Johor Malaysia.
Total penumpang domestik, kata Lukman, tercatat meningkat. Jika tahun 2018 ada 1.593.773 orang, setahun kemudian (2019) menjadi 1.835.357 orang.
Untuk penumpang luar negeri, tahun 2018, tercatat 488.557 orang, turun menjadi 472.602 orang di 2019.
Sementara untuk kunjungan kapal di Pelabuhan Sri Payung Batu Enam, dalam negeri pada tahun 2018, hanya 225 call, turun drastis menjadi 152 call di 2019. Untuk luar negeri tahun 2018 tercatat 65 call dan 2019 juga turun jadi 26 call.
Sedangkan bongkar muat barang export maupun import, tahun 2018 mencapai 308.690 ton, turun menjadi 277,695 ton di tahun 2019. (rat/ow)