Menteri Badan Usaha Milik Negara RI Rini Soemarno mengunjungi Kota Bitung, Kamis (10/8). Rini melihat aktivitas di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Bitung.
Pelabuhan Bitung masuk dalam grand design International Hub Port (IHP) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) 2035, yaitu Bitung International Hub Port dan Daerah Pendukung Kepelabuhanan yang berkapasitas 3 juta TEUs (twenty-foot equivalent unit atau unit ekuivalen dua puluh kaki) merupakan sebuah satuan kapasitas kargo kapal petikemas.
Untuk pengembangan pelabuhan Bitung menuju IHP serta mendukung KEK, akan dilakukan pembangunan fasilitas lapangan penumpukan seluas 5 hektare dan penambahan panjang dermaga 131 meter serta lebar 35 meter.
Kedatangan Menteri Rini disambut Wali Kota Bitung Max Lomban. Rombongan Menteri BUMN kemudian meninjau lokasi sekitar pelabuhan Bitung dan Pelabuhan Peti Kemas Bitung menggunakan kapal fery.
“Kunjungan Menteri kali ini adalah untuk melihat perkembangan pelabuhan Bitung, dimana pelabuhan Bitung masuk dalam rencana investasi proyek yang ada di lingkungan PT Pelindo IV, bersama beberapa daerah lain, seperti Kendari, Tarakan, Ambon, Ternate, Merauke, Manokwari, Jayapura dan Sorong.” ujar Lomban melalui rilis Bagian Humas Pemerintah Kota Bitung, Kamis kemarin.
Rombongan Menteri BUMN sempat dijamu makan siang oleh Lomban didampingi Ketua TP-PKK Kota Bitung di Rumah Dinas Wali Kota Bitung dan dilanjutkan dengan penyerahan cenderamata, buku serta foto bersama.
Tturut menedampingi Menteri, Asisten I Pemkot Bitung Oktavianus Tumundo, Kabag Humas Pemkot Bitung Pingkan Kapoh serta beberapa pejabat lainnya.
Makassar New Port
Sementara itu Kepala Satuan Pengelola Proyek MNP, Arwin menyatakan realisasi pengerjaan fisik proyek Makassar New Port (MNP) untuk tahap I hingga 31 Juli 2017, mencapai 28,18 persen.
Pencapaian realisasi proyek senilai Rp1,8 triliun itu melebihi dari target perencanaan yakni 27,69 persen per akhir Juli 2017 atau terjadi deviasi +0,49 persen.
Proyek Makassar New Port terus dikebut. (ist)
“Alhamdulillah, per Juli lalu realisasi proyek mencapai 28,18 persen,” ujar Arwin kepada wartawan, baru-baru ini, di Makassar.
Arwin menyebutkan capaian tersebut merupakan agregat realisasi pengerjaan proyek MNP tahap I. Pengerjaan awal proyek MNP terdiri dari paket A, B dan C yang masing-masing telah terealisasi sebesar 36,46 persen; 25,72 persen dan 27,46 persen.
Untuk paket A, pihaknya kini berfokus pada reklamasi lahan untuk penggantian tanah lunak atau soil replacement. Disamping itu juga dilakukan produksi besi pondasi secant pile untuk dermaga.
Sedangkan paket B, ungkap Arwin sedang dilakukan pengerjaan beton L-Shape penahan tanah, soil replacement dan produksi armour dan pembuatan revetment.
Semantara paket C, tengah dilakukan produksi armour, pengiriman material dan pemasangan core breakwater.”
Pembangunan mega proyek MNP tahap I menelan total investasi Rp1,8 triliun. Tahap awal proyek MNP yang diground-breaking langsung oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi sejak 2015 itu ditargetkan beroperasi pada akhir triwulan keempat 2018.
Arwin menambahkan, pihaknya memproyeksikan pengerjaan paket A menyerap anggaran Rp340 miliar, paket B Rp1,076 triliun dan paket C Rp226 miliar. “Proyek ini sengaja dibangun secara paket agar dapat dilakukan serentak, sehingga penyelesaiannya lebih cepat dan dilakukan secara terus menerus,” ujarnya.
Pengerjaan proyek MNP tahap IA terdiri dari pembangunan causeway, dermaga, lapangan penumpukan petikemas dan breakwater yang akan memiliki kapasitas terpasang mencapai 1,5 juta TEUs untuk tahap I, sedangkan untuk tahap II nanti direncanakan memiliki kapasitas terpasang hingga 2 juta TEUs.
Kegiatan proyek MNP paket B meliputi reklamasi seluas kurang lebih 13 hektare, causeway kurang lebih 1.276 meter, lapangan peti kemas sekitar lebih 16 hektare dan pengerukan kolam pelabuhan minimal draft -16,0 mLWS. Sementara kegiatan untuk paket C berupa pembangunan breakwater sepanjang 1.310 meter. (nc/tbn/**)