Beberapa waktu lalu, Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto melontarkan gagasan membangun aliansi pelayaran nasional untuk pasar internasional, agar Indonesia bisa kembali berjaya seperti tahun 70-80-an dan mampu ‘bertarung’ dengan shipping line luar di kancah dunia.
Ide tersebut disambut baik oleh Bani Mulia, Direktur PT Samudera Indonesia. Dia mencontohkan bahwa company-nya sudah biasa berkolaborasi dengan pemain (pelayaran) internasional untuk menggarap pasar Eropa, maupun pasar kargo Intra Asia.
“Bentuk kerja samanya berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan perseroan dan shipping company yang menjadi partner. Meski untuk di Indonesia, saya belum pernah lihat bagaimana model kerja samanya, namun bisa saja dijajagi,” kata Bani Mulia, saat dihubungi Ocean Week, Selasa pagi (2/4) mengomentari ide aliansi shipping line nasional.
Carmelita melontarkan ide aliansi pelayaran nasional, sebagaimana ditulis Ocean Week beberapa waktu lalu, dengan alasan untuk menghadapi penerapan Peraturan Menteri Perdagangan No 82/2017 yang mengatur kewajiban penggunaan kapal berbendera Indonesia untuk ekspor CPO dan batubara serta impor beras dan barang pengadaan pemerintah yang akan diberlakukan mulai 2020.
Menurut Bani Mulia, selama ini praktik kolaborasi pelayaran yang biasa dilakukan di internasional adalah untuk liner shipping, seperti container line. “Tapi kalau untuk CPO dan batubara, saya belum pernah tahu modelnya seperti apa, sebab secara operasi bukan liner, lebih ke tramper, dan saya tidak tahu apakah model aliansi untuk yang ini bisa diterapkan,” ungkapnya.
Meski begitu, Dirut Samudera Indonesia Tangguh ini menyatakan, lebih baik dijajagi dan dicoba. “Lebih baik berkolaborasi, daripada saling menjatuhkan satu sama lain (pelayaran nasional), dicoba saja, kita tidak akan tahu bagaimana hasilnya kalau tidak dicoba,” kata Bani.
Bani mengakui, kalau selama ini Samudera Indonesia Tbk hanya bekerja sama dengan perusahaan pelayaran asing karena belum ada perusahaan pelayaran nasional lain di Indonesia yang ocean going.
Mengutip Alphaliner, Samudera mengoperasikan 33 unit kapal kontainer dengan kapasitas total 33.148 TEUs per April 2019. Service Samudera Indonesia, mencakup ke seluruh Indonesia (Jakarta, Surabaya, Semarang, Jambi, Palembang, Pontianak, Pekanbaru, Panjang, Batam, Belawan, Makassar), Singapura, Malaysia, Thailand, Vietnam, Myanmar, Filipina, India, Srilanka, Pakistan, Bangladesh, Hong Kong, dan China.
Selain itu, Samudera Indonesia juga mengoperasikan 15 unit kapal tanker, bulk, dan offshore carrier berkapasitas total 168.833 Dwt per April 2018 untuk mengangkut curah kering, curah cair, maupun penunjang kegiatan lepas pantai (offshore). (bi/ow/**)