GM Pelindo Bengkulu Hambar Wiyadi menyatakan, pelabuhan Baai mulai dikeruk. “Kapal keruk De Laperouse berbendera Luxembourg melakukan pengerukan di alur/pintu masuk Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu, Sabtu (25/8),” katanya saat dikonfirmasi Ocean Week, pagi ini.
Menurut Hambar, kapal Jenis TSH (Trailing Suction Hopper Dredger) itu akan melakukan kegiatan pengerukan selama delapan minggu dengan total material pasir yang dikeruk mencapai 850 Ribu meter kubik berkedalaman mencapai 10 Meter LWS (Lower Water Spring).
“Dengan selesainya pengerukan, diharapkan pelabuhan ini akan mampu melayani kapal besar dengan kapasitas 45 ribu GT (Gross Tonnage),” ungkapnya.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada awal Agustus lalu, meninjau Pelabuhan Pulau Baai untuk mengecek pengerukan alur pelayaran. Pengerukan ini dilakukan agar pelabuhan dapat disinggahi oleh kapal berukuran 50 ribu GT.
“Bengkulu memiliki beberapa komoditas yang dapat dikirim namun saya melihat ada kekurangan di Pelabuhan Pulau Baai yaitu alur yang tidak sempurna padahal kolam bagus sekali. Oleh karenanya saya menegaskan PT Pelindo II untuk memperbaiki alur tersebut,” kata Menhub Budi di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu pada waktu itu).
Saat ini draf Baai hanya 5 meter, paling tidak jika kedalaman setelah dikeruk menjadi 10 meter, sehingga kapal-kapal besar dapat masuk ke pelabuhan ini.
“Saya akan upayakan kesempatan untuk menggunakan tol laut. Saya memberikan ruang kepada masyarakat Bengkulu untuk mengirimkan barang barang unggulan seperti kopi, kita juga bisa memberi subsidi kepada masyarakat Enggano untuk kembali ke Bengkulu dan memberikan tarif subsidi dan bisa bekerja sama sehingga tidak perlu menunggu lagi untuk mengirim barang,” ungkap Menhub Budi.
Revitalisasi pelabuhan Bengkulu tersebut diharapkan dapat menguatkan ekspor wilayah ini.
Jangka Pendek