DENGAN lanskap aliansi pelayaran peti kemas diperkirakan akan berubah dalam waktu kurang dari lima bulan, Aliansi 2M, yang terdiri dari Maersk dan MSC, terus memegang posisi terdepan dengan kapasitas armada terbesar.
Ocean Alliance (termasuk CMA CGM, COSCO, Evergreen dan OOCL) mengikuti dengan cermat, sementara THE Alliance (Hapag Lloyd, HMM, Yang Ming dan ONE) tetap berada di posisi ketiga dengan jarak yang signifikan, menurut Container News Yunani.
Meskipun terjadi peningkatan jumlah armada secara keseluruhan di seluruh aliansi, persentase pangsa menunjukkan gambaran yang lebih beragam.
Selama lima tahun terakhir, Aliansi 2M mempertahankan pangsa pasar yang relatif stabil dan mendominasi pasar.
Maersk dan MSC adalah angkutan laut terbesar di dunia, sehingga aliansi mereka diharapkan mampu mengungguli pesaing mereka.
Namun, Ocean Alliance berhasil mempertahankan jarak yang dekat dengan 2M, meski mengalami sedikit penurunan pangsa antara tahun 2022 dan 2023. Sebaliknya,
THE Alliance menghadapi penurunan kecil dalam pangsa pasarnya dari tahun 2021 hingga 2022, namun sejak itu tetap stabil.
Lanskap pengiriman peti kemas akan mengalami transformasi signifikan pada bulan Februari 2025, seiring dengan munculnya aliansi baru, yang membentuk kembali dinamika kompetitif pelayaran global.
Menurut Container News, berdasarkan ukuran armada dan data pangsa pada tahun 2024, pembentukan aliansi baru diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang lebih kompetitif di industri.
Ocean Alliance, yang merupakan satu-satunya aliansi yang akan tetap sama, akan menduduki posisi teratas dalam hal ukuran armada dan pangsa pasar, serta memposisikan dirinya sebagai kekuatan terdepan dalam perdagangan global.
Namun, Kerjasama Gemini yang baru dibentuk antara Maersk dan Hapag Lloyd diperkirakan akan menjadi pesaing yang kuat. Kedua mitra baru tersebut telah mengumumkan opsi jaringan layanan yang akan berlaku efektif mulai Februari 2025.
Penting untuk dicatat bahwa MSC, yang telah menandatangani beberapa perjanjian pertukaran slot tetapi sebagian besar akan beroperasi secara independen dengan 6,082,623 TEU, berada dalam jarak dekat dari Gemini.
Dengan kapal induk Swiss/Italia yang sedang melakukan pembangunan baru, kapal ini berpotensi melampaui armada Maersk dan Hapag-Lloyd secara keseluruhan.
Sementara itu, Premier Alliance, yang dibentuk oleh HMM, Yang Ming, dan ONE, diperkirakan menempati peringkat keempat dalam hal ukuran armada, namun daya saing secara keseluruhan akan tetap kuat, dengan perluasan armada dan kemitraan tambahan di seluruh bidang.
Dalam hal persentase pangsa pasar, Ocean Alliance diperkirakan akan memimpin, diikuti oleh Gemini Cooperation di posisi kedua. MSC akan mengklaim posisi ketiga, sementara Premier Alliance melengkapi posisi keempat.
Pergeseran aliansi ini siap untuk membuat lanskap persaingan semakin ketat, khususnya antara Ocean Alliance, Gemini, dan MSC, seiring dengan semakin menyempitnya kesenjangan antara para pemain top.
Pembentukan aliansi peti kemas baru pada tahun 2025 menandai momen penting bagi perdagangan global, membawa perubahan signifikan dalam distribusi armada dan dinamika pangsa pasar.
Secara keseluruhan, lingkungan maritim yang kompetitif pada tahun 2025 akan ditentukan oleh kesenjangan yang lebih sempit di antara para pemain utama, sehingga perebutan dominasi menjadi lebih intens dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. (**/scn)